SANGATTA,Suara Kutim.com
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit termasuk agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. “Demikian dengan seni, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia. Ketika seseorang berusaha memperbaiki kebudayaannya yang telah runtuh, maka orang-orang yang berbeda budaya akan menyesuaikan perbedaannya,” kata Wabup Ardiansyah Sulaiman, saat membuka Silahturahmi Budaya Nasional (SBN) se Kutim, Senin (27/10) pagi.
Beragamnya suku budaya Bangsa Indonesia, kata wabup, membanggakan karena tidak sedikit bangsa lain mengakui keberagaman budaya bangsa yang ada di Indonesia, sampai sekarang Indonesia tetap utuh dan jaya. Ini terjadi karena semua elemen masyarakat menyadari akan warisan Bangsa Indonesia, merupakan perakat bangsa.
Namun ia mengakui, perkembangan jaman, dan pesatnya teknologi informasi dan komunikasi mempercepat proses globalisasi dan secara perlahan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk kebudayaan. “Kemajuan teknologi seperti internet serta media massa, telah menghubungkan kita dengan dunia luar dengan mudah dan cepat serta biaya murah. Namun, tanpa disadari secara perlahan banyak budaya – budaya asing mempengaruhi sendi kehidupan kita sehingga budaya asing secara perlahan telah menggrus pemahaman serta kecintaan akan budaya nasional, baik nilai maupun bentuknya,” ungkap wabup.
Silahturahmi budaya nasional yang digelar Badan Kesbangpol Kutim diakuinya bermanfaat dalam upaya pelestarian budaya bangsa serta menyatukan anak bangsa dalam bingkai NKRI.
Wabup menaruh harapan, bagaimana mendokumentasikan seni budaya dan adat istiadat yang ada termasuk masakan tradisional yang ada, sehingga pada suatu saat tidak ada lagi negara lain yang mengklaim akan budaya bangsa Indonesia
Kepala Badan Kesbangpol Abdul Kadir menyebutkan silahturahmi yang diikuti tokoh adat dan pegiat seni budaya, bertujuan memperat silahturahmi antar tokoh adat serta pegiat budaya.
Dalam silahturahmi yang berlangsung di sebuah hotel itu, tampil Erna Wati seorang dosen pada Fakultas Ilmu Budaya Unmul Samarinda sebagai nara sumber. (SK-03)