Beranda kutim Jumiati Jiu Bangga Menjadi Pembawa Bendera, Senang Bisa Bahagiakan Orang Tua

Jumiati Jiu Bangga Menjadi Pembawa Bendera, Senang Bisa Bahagiakan Orang Tua

0

Loading

MATANYA nampak berkaca-kaca, karena beban berat yang ada dipundaknya seperti telah terbang jauh sehingga bisa tersenyum, tertawa dan bergembira. Bahkan jika bisa ia ingin teriak sekuat-kuatnya, namun sikon yang tidak memungkinkan.

Jumiati Jiu (18) saat membawa Bendera Merah Putih menuju tiang bendera.
Raut kegembiraan bercampur aduk itu, dirasakan betul Jumiati Jiu (18) – gadis asal Muara Wahau yang terpilih sebagai pembawa Bendera Merah Putih yang ia terima dari Bupati Ismunandar, pada Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI ke 72, Kamis (17/8). “Sungguh luar biasa rasanya, terlebih ketika angin datang dimana hampir saja menerbangkan bendera,” ujar gadis kelahiran Desa Marga Mulia Kongbeng ini.
Kondisi lapangan yang tiba-tiba sedikit licin, diakui pelajar SMA 2 Muara Wahau membuat ia sempat kaget. Namun, yang membuatnya kaget ketika melihat undangan di panggung kehormatan menatapnya saat menerima Sang Saka Merah Putih. “Puji Tuhan, berkat bimbingan dan arahan pelatih nervous itu bisa diatasi sehingga kepercayaan diri saya bertambah, sehingga semangat untuk melaksanakan tugas dengan sebaik mungkin,” ujar anak dari pasangan Jiusad dan Rini Bandrin ini.
Pengemar olahraga bola volli ini mengakui ia sejak lama mengagumi pasukan Paskibraka baik di kecamatan, kabupaten hingga pusat. Karenanya, melalui kegiatan Kepramukan, ia selalu berlatih baris-berbaris. “Hampir setiap 17 an saya tak lepas menonton kakak-kakak yang bertugas di Istana, karena itu saya bercita-cita ingin menjadi pengibar Bendera Merah Putih apapun tingkatannya,” ungkap mantan pelajar SDN 002 dan SMPN 1 Kongbeng ini disela-sela istirahatnya.
Bagi Jumiati menjadi anggota Paskibraka Kutim bahkan sebagai pembawa Bendera Merah Putih, merupakan persembahannya kepada orang tuanya serta masyarakat Muara Wahau. Meski mengaku sebagai anak petani, ia bangga dan selalu berulang kali memanjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Sebagai generasi muda Kutim, Jumiati berharapa generasi muda Kutim jangan terlena dengan modernisasi hingga merusak masa depan. Menurutnya, Kutim sebagi kabupaten yang sedang membangun membutuhkan tangan-tangan profesional, kuat mental dan iman. “Kesukseskan seorang anak muda ada ditangan anak muda itu sendiri, salah melangkah akan menyebabkan kesalahan yang fatal,” ungkapnya seraya menyeka lumpur yang melekat dimukanya.(ADV35-Humas Kutim/HMS11)