Bungkusan obat batu berserakan di Jalan Santai diantaranya bungkus kondom |
SANGATTA,Suara Kutim.com
Dugaan sejumlah remaja di Sangatta kerap menegak obat batu cair dicampur dengan obat lain agar teler, ada benarnya. Tim Suara Kutim.com yang melakukan pengamatan pada Sabtu (6/12) malam menemukan sejumlah remaja berkumpul diantaranya di Jalan Santai serta Patung Burung, Sangatta Selatan.
Kaum muda yang sedang menikmati malam mingguan itu, rata-rata menggunakan sepeda motor serta pasangan masing-masing. Meski sempat disapa, ternyata mereka tak sungkan-sungkan membalas meski sedang asyik berpelukan.
Untuk membuktikan benda apa saja yang ditinggalkan di lokasi, tim Suara Kutim.com, Minggu (7/12) pagi kembali menelusuri jalan –jalan semalam, ternyata ditemukan puluhan bekas obat batuk cair serta beberapa lembar kondom yang sudah dipakai.
Bungkus obat batuk yang sebagian besar berserakan di tepi jalan ini warnanya belum pudar, bahkan beberapa kondom yang ditemukan di tepi jalan masih terdapat air mani. Sementara di Patung Burung selain ditemukan kondom, juga bungkus obat batuk yang sama serta beberapa bongkah batu yang diduga dijadikan tempat duduk, selain itu terdapat beling bekas minuman keras. “Biasanya untuk teler, pemakai mencapur obat batuk dengan miras kemudian diminum bersama-sama,” kata sumber median ini ketika dimintai pendapatanya.
Sebuah toko mengakui obat batuk cair yang diproduksi Bintang Toedjoe Jakarta ini, dijual Rp1.000 per seachet atau Rp30 perboks. Obat yang diproduksi dengan tiga rasa yakni jeruk nipis, jahe serta peppermint sama-sama mengandung dextromentphan HBr serta Guaifenesin dan CTM. “Kalau digunakan berlebihan akan membuat ngantuk meski setiap seachet berisi sedikit, efek lainnya sama dengan narkoba jika dicampur dengan obat lain,” ujar sumber media ini.(Tim SK)