SANGATTA,Suara Kutim.com
Petugas jaga Hutan Lindung (HL) Wehea – Muara Wahau meminta kendaraan operasional dan alat telekomunikasi. Menurut Ladjie Taq, Ketua Koordinator Penjaga Hutan Wehea, pihaknya membutuhkan kendaraan operasional roda empat dan alat komunikasi untuk meningkatkan pengawasan hutan. “Kami butuh bantuan kendaraan operasional roda empat dan juga radio komunikasi untuk mendukung penjagaan hutan,” kata Ladjie Taq, belum lama ini.
Ladjie Taq yang juga Kepala Adat Suku Dayak Wehea mengakui sudah mendapat bantuan kendaraan operasional roda doa dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kutim, namun ada yang rusak. “Dihutan Wehea tidak ada sinyal untuk menggunakan handphone, kalau radio panggil seperti HT itu lebih cocok,” ungkapnya seraya menambahkan HT akan mempermudah operasional petugas lapangan.
Dijelaskan, pengelolaan Hutan Wehea selama ini menjadi tanggung jawab Pemkab Kutim, sehingga semua biaya yang terkait dengan hutan Wehea, ditanggung. Karena itu, ujar Ledjie Taq, petugas jaga kami minta agar Badan Lingkungan Hidup Kutai Timur menyediakan kami bantuan kendaran roda empat dan radio komunikasi. “Kalau tidak ada kendaraan operational roda empat dan alat komunikasi ini, petugas lapangan akan kesulitan melaksanakan tugasnya kedepan,” sebut penerima penghargaan Kalpataru ini.
Hutan Wehea saat ini dijaga 30 orang yang semuanya adalah warga Dayak Wehea. Dalam menjalankan tuagsnya menjaga hutan lindung wehea, mereka menerima honor Pemkab dan swasta sebesar Rp3 juta per bulan. Honor sebesar Rp3 juta dari BLH sebesar Rp1,5 juta ditambah uang makan dan transport sehingga berjumlah Rp2 juta, sedangkan dari pihak perusahaan swasta sebesar Rp1 juta.(SK-02)