SANGATTA (22/5-2019)
Pembinaan Program Breeding Farm lokal di Kabupten Kutai Timur (Kutim), terus dilakukan PT KPC bekerjasama dengan Pemkab Kutim. Kerjasama dilakukan dari penentuan lokasi pembibitan hingga pelatihan peternak.
Namun sayangnya, kata Superintendent Community Development BCRD KPC, Deni Pratama, komunikasi tersendat karena harus lintas sektor. Meski demikian, ia bersyukur rencana mengenai pengembangan bibit unggas di Kutim tetap berjalan. “Anggaran dari KPC sudah siap, namun ada kendala yaitu penentuan lokasi,” sebutnya belum lama ini.
Pembibitan ternak ungags, sebut Deni, awalnya sebagai program pasca tambang KPC namun setelah didalami dengan dinas terkait ternyata harus dengan izin tambang karena lahan tambang KPC adalah milik negara. “Program peternakan ayam kampung tersebut belum secara ekspilsit masuk ditambang,”ungkapnya.
Disebutkan, dalam setahun terakhir, KPC terus melakukan diskusi terkait program pembibitan ternak unggas. Ini tiada lain karena KPC menilai programnya penting dan bisa menjadi peluang usaha bagi masyarakat. “Di Kaltim cukup tinggi konsumsi unggasnya dan Kutim penyumbang tertinggi. Di Rantau Pulung juga banyak pengusaha unggasnya, pembibitan ayam lokal ini penting karena berdampak bagi perekonomian masyarakat,” sebut Deni.
Disebutkan, penetapan lokasi tidak lagi lahan bekas tambang tetapi area lain yang masih bisa dikontrol oleh KPC yakni lahan yang dikelola oleh Yayasan Sangatta Baru (YSB). “Lahan yang punya kriteria cocok untuk ternak ada dijalan Poros Kabo seluas 4 Hektare, yang akan dibangun 3 unit kandang dan perkandang bisa diisi dua ribu ekor bibit,” terangnya seraya menambahkan perijinan lahan, IMB dan Amdal pihak KPC diharapkan dukungan Pemkab Kutim.(SK4)