ANDA pengemar keju, sekiranya tidak salah untuk mencoba keju buatan Haji Jahidin (58) warga Jalan Sulawesi 1 RT 25 No 26 Sangatta Utara. Bahkan jika ingin menambah nikmat masakan anda, bisa juga mencampur makanan khas Enrekang Sulsel ini, pasalnya diproses menggunakan 99 persen susu sapi segar milik mantan karyawan PT KPC ini.
Makanan yang disebut masyarakat Enrekang, Danke ini dibuat keluarga Jahidin semata – mata untuk memperkenalkan Danke di Sangatta. “Memang tak banyak yang mengenal Danke, tapi kalau di Enrekang menjadi buruan wisatawan termasuk wisatawan asing karena rasanya tak kalah dengan keju yang dibuat di Italia,” ungkap Jahidin.
Bersama istri dan anaknya, Jahidin menyebutkan pemasaran danke di Sangatta secara perlahan mulai mengembirakan. Melalui media sosial, ia bersama keluarganya memperkenalkan Danke sehingga mulai dikenal bahkan ada pelanggan yang datang sendiri seraya ingin melihat proses pembuatannya.
Danke atau Keju Enrekang, sebut Jahidin, makanan khas Enrekang yang berbahan baku utama susu sapi yang telah melalui proses pembekuan secara tradisional dan alami. Proses penggumpalan susu dilakukan dengan menggunakan daun dan buah pepaya. Secara alamiah, enzim daun dan buah pepaya mengubah susu sapi menjadi padat setelah terjadi pemisahan antara protein dan air. “Hasil penggumpalan inilah yang kemudian dimasak dan dicetak dalam tempurung kelapa yang telah dibelah menjadi dua bagian,” terangnya.
Bagi yang belum mengenal Keju Dangke, tentu akan mengira tahu terlebih pembuatannya menggunalan tempurung. Beda dengan kejua selama ini, bentuknya sudah rapid an dikemas yang baik. Namun, jika bicara rasa, ternyata tak kalah dengan keju yang ada selama ini. “Rasa gurih dengan aroma khas keju. Teksturnya pun kenyal dan warnanya putih agak kekuningan. Aman untuk kesehatan karena tanpa sedikit pun campuran bahan pengawet,” sebut Adi warga Bukit Pelangi ketika menceritakan untuk kali pertama makan danke buatan Jahidin.
Untuk mendapat susu sapi, Jahidin benar-benar menjaga kesehatan sapinya yang kini dikembangbiakan di Sangatta Selatan. Setiap pagi dan sore, 22 ekor sapi perah yang ada di kandangnya, selalu dibersihkan dari kotoran kemudian dimandikan baru proses pemeresan dilakukan.
“Air susu sapi yang terkumpul, lalu disaring agar kotoran kecil dengan susu terpisah sebelum dilakukan fermentasi. Adapun getah pepaya muda digunakan sebagai bahan campuran pembuat dangke,” beber Jahidin yang mengaku memelihara sapi perah dan membuat danke karena keluarganya di Enrekang mengajarkan.
Proses pembuatan danke tak susah, ujar Jahidin karena prosesnya sama dengan membuat tahu yakni susus di masak kemudian dicampur dengan getah papaya. Setelah lemak, protein, dan air dipisahkan dilakukan proses mencetak dengan menggunakan tempurung kelapa. “Dalam cetakan itulah susu sapi yang telah dimasak, didinginkan hingga nantinya menjadi padat hingga menjadi namanya Danke,” cerita Jahidin seraya tersenyum seraya menambahkan dengan menjual danke bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.(Syafranuddin)