UNTUK kedua kalinya Pemprov Kaltim mendapat undangan Pemerintah Republik Seychelles – sebuah negara kepulauan di Samudra Hindia. Undangan negara yang terdiri 115 pulau ini, menjadi perhatian Pemprov Kaltim karena terkait rencana pengembangan penataan Pulau Maratua di Berau untuk menjadi obyek wisata internasional seperti yang dilakukan Republik Seychelles. Berikut ini, kami menurunkan catatan M Syafranuddin – Kepala Biro Humas Setda Provinsi Kaltim selama delegasi Pemprov Kaltim bertandang ke Seychelles pada tanggal 1 hingga 5 Desember 2019 lalu.(RED)
BERTANDANG ke Republik Seychelles bagi warga Indonesia, terbilang sulit karena tidak ada penerbangan langsung. Namun bagi warga Arab Saudi, Eropa dan lainnya terbilang mudah. Tak heran perjalanan ke Seychelles memerlukan waktu lama karena harus transit di Dubai atau Abu Dhabi.
Dengan menumpang Emirat Airlines dan Etihad Air, rombongan Pemprov Kaltim yang terdiri Wagub Hadi Mulyadi, Awang Faroek Ishak – Anggota DPR RI, Agus Tantomo – Wabup Berau, Tri Murti Rahayu, Erni Makmjur – istri Wagub Hadi Mulyadi serta sejumlah pejabat lainnya memulai penerbangan dari Jakarta, Ahad (1/12).
Rombongan pertama yang terdiri Wagub Hadi Mulyadi, Awang Faroek Ishak, Wabup Agus Tamtomo, terbang ke Seychelles menggunakan Etihad Air. Sementara rombongan kedua saya, Prof Zein Eflin Princes – Tenaga Ahli Gubernur Kaltim, Sri Wahyuni – Kadis Pariwisata Kaltim, Agus Wahyudi- Kalitbangda Berau, Masrani – Kadis Pariwisata Berau, dan Wilma Kania Febrina-Kasubag Kerjasama Non Pemerintah pada Biro Humas, menggunakan Emirat Air, terbang pukul 17.40 WIB.
Namun, penerbangan dengan Etihad mengalami delay hingga 3 jam, sehingga membuat penerbangan lanjutan ke Seychelles tertunda bahkan harus bermalam di Abu Dhabi. Sementara rombongan kedua, berjalan lancar sehingga Senin (2/12) pagi sudah mendarat di Bandara Internasional Sechelles yang hampir sama dengan Bandara Banka Belitung.
Sementara rombongan pertama yang terbang Ahad dini hari, masih berada di Abu Dhabi untuk menunggu penerbangan lanjutan yang dijadwalkan Senin (2/12) siang hari. Meski rombongan kedua sudah tiba lebih awal di Syechelles, namun tidak bisa cek in karena waktu cek in belum bisa selain itu hotel Eden Blue sudah penuh dengan tamu hotel.
Untuk mengisi waktu, semua rombongan kedua melakukan kegiatan ringan di hotel didampingi Nico Barito – Dubes Syechelles untuk Indonesia. Dalam pembicaraan santai itulah, saya mengetahui tentang Republik Seychelles, sebagai negara Kepulauan satu kesatuan dengan Afrika di lautan Hindia. (bersambung/1)