SANGATTA (12/4-2020)
Delapan puluh unit Rapid Test (RT) batuan PT Kaltim Prima Coal (KPC) sudah digunakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim untuk melakukan pemeriksaan terhadap Orang Dalam Pemantaun (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Bantuan perusahaan pertambangan ternama di dunia ini, terang Kadis Kesehatan Bahrani Haanal, membantu tim kesehatan Kutim untuk mendeteksi Virus Corona pada diri seseorang. “Alat pengetes itu, menjadi dasar utama dari tracking terhadap warga yang terpapar Virus Corona meski hasilnya masih diragukan karena itu dilakukan tes lain seperti swab,” beber Bahrani.
Rapid test, ungkap Bahrani, merupakan salah satu jenis pemeriksaan untuk mendeteksi apakah seseorang memiliki antibodi terhadap Covid-19 atau tidak. Uji cepat, umumnya dilakukan terhadap orang yang memiliki kontak erat dengan orang yang telah dinyatakan positif Covid-19.
Ia mengakui, hasil RT tidak sepenuhnya valid karena dapat memunculkan negatif palsu ataupun positif palsu. Disebutkan, jika hasil RT positif namun tidak ada gejala seperti demam, batuk, tenggorokan gatal dan sesak napas, maka masuk OPD yang harus berada di rumah untuk melakukan isolasi mandiri. “ Jika muncul gejala meliputi demam, batuk, tenggorokan gatal dan sesak napas yang memberat harus segera menghubungi Puskesmas atau RSU untuk pemeriksaan lebih lanjut.,” sebut Bahrani seraya menambahkan jika hasil RT negatif wajib tetap berada di rumah dan melakukan menjaga jarak fisik dengan anggota keluarga selain itu melakukan tes ulang antara 7-10 hari kemudian.
Seperti diberitakan, PT KPC membeli 8 ribu unit Rapid Test yang nantinya disumbangkan ke Pemkab Kutim untuk menangani virus Corona. Yordhen Ampung, Manager External Relation KPC, Ahad (12/4) menerangkan selain Rapid Tes juga diberikan bantuan berupa APD sebanyak 300 unit yang terdiri seragam lengkap, 150 unit, 150 kaca mata medis, 150 pelindung wajah dan 60 sepatu boots.
Bersama Louise G Pessireron, Manager Project Management and Evaluation (PME), KPC juga menyumbangkan 400 buah sarung tangan medis dan 500 marker kain. “Kami sudah memesan alat Rapid Test ini, dan mudah-mudahan segera tiba di Sangatta agar segera dipergunakan,” kata Louise.
Di Kutim sendiri, berdasarkan keterangan Plt Kadis Kesehatan Kaltim, Andi Muhammad Ishak, Ahad (12/4) terdapat 377 ODP, yang sudah selesai pemantauan 305 orang sehingga tersisa 72 orang, sementara warga yang masuk katagori PDP sebanyak 14 orang , negatif 3 orang dan positif 4 sementara 7 orang masih menunggu hasil labotarium, serta 1 orang dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan.(Adv-Kominfo)