SANGATTA (16/10-2020)
Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kutai Timur (Kutim), Triana Nur mengakui kebutuhan tenaga bidan di Kutim, banyak namun terkendala minimnya bidan yang sudah bersertifikasi disisi lain sertifikasi merupakan salah satu syarat untuk melaksanakan tugas.
Dijelaskannya, dari 834 bidan yang ada hanya 53 yang terlatih atau mendapat sertifikasi dibidang metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Kondisi ini, terangnya, berdampak terhadap legalitas pelayanan terutama pelatihan mengenai CTU IUD.
Dijelaskan, semua kecamatan dan desa di Kutim masing- masing sudah memiliki Fasilitas Kesehatan (Faskes) namun tidak ditunjang tenaga yang sudah kompeten sehingga menghambat pelayanan kepada masyarakat.
Triana mengakui ia bersama DPPKB Kutim bertemu bupati meminta agar diberikan wadah pelatihan guna meningkatkan kompetensi bidan. Kegiatan yang diharapkan didukung BKKBN guna meningkatan kualitas bidan yang sudah diakui se Indonesia.”Saya mengapresiasi semua bidan yang ada di Kutim terutama yang beradea di 23 ranting akan dedikasi dan kerja keras guna meningkatkan pelayan kepada masyarakat,” terangnya.(SK4)