SUARAKUTIM.COM; SANGATTA—Puluhan dosen dan karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAI) Sangatta, Senin (14/6) pagi, mengelar aksi protes di depan gedung Rektorat STAI Sangatta. Dengan membawa poster tuntutan serta melakukan orasi, puluhan dosen dan karyawan yang tergabung dalam Aliansi Dosen dan Karyawan STAI Sangatta ini, menuntut agar pihak Yayasan STAI Sangatta segera melunasi gaji mereka yang telah tertunggak selama enam bulan lamanya.
Dalam orasinya, Ketua Aliansi Musthato menyampaikan bahwa tujuan aksi tersebut adalah menuntut kejelasan atas nasib karyawan dan dosen yang belum mendapatkan gaji hingga sekarang. Baginya, kondisi ini akan berpengaruh pada proses mengajar dan belajar.
“Yang kita suarakan sampai kapan kita puasa, sampai kapan anak dan istri kita mengeluh ke kita. Kita kerja setiap hari, setiap bulan, namun dompet kosong. Kalau karyawan dan dosen tidak digaji maka tidak bisa mengajar, kalau tidak bisa ngajar maka tidak berjalan tri dharma perguruan tinggi,” ucap Mustato.
Sementara itu, Mukhtar selaku Sekretaris Aliansi menyebutkan bahwa gaji dosen dan karyawan telah tertunggak selama enam bulan, sejak bulan Januari hingga sekarang. Ia menjelaskan, sesuai dengan tuntutan aksi jika permintaan hak dosen dan karyawan tidak diberikan dalam batas waktu 1×24 jam, maka seluruh aktivitas akademik di kampus akan dibekukan/disegel, pada hari Selasa (15/06/2021) besok.
“Belum dibayarkan (gaji, red) selama enam bulan lamanya sejak Januari, inikan berujung negosiasi, maka kami menyarankan pihak yayasan dan lembaga mengeluarkan dana talangan untuk membayar gaji yang tertunggak selama ini. Minimal untuk dosen dan karyawan yang ikut menjadi peserta aksi hari ini, kurang lebih 20 orang. 1×24 jam kan besok, kalau memang gak ada talangan maka tetap kami segel (kampus, red) itu,” ucap Mukhtar.
Ketua STAI Sangatta Arif Rembang Suppu didampingi Sekretaris Yayasan Kaliman, sempat melakukan dialog bersama peserta aksi. Dalam dialog tersebut, pihak yayasan menyarankan untuk memberikan sembako terlebih dahulu sebagai ganti ketertunggakan gaji saat ini, namun peserta aksi menolak tawaran tersebut.
“Sempat dialog bersama pihak yayasan dan lembaga, tapi itu belum ada titik temu. Dana talangan yang kami sarankan belum ada keputusan atau kesanggupan untuk itu. Ada tawaran talangan sembako dari pihak yayasan, namun kami tidak terima. Karena sembako tidak menyelesaikan masalah, kebutuhan kami kan bukan hanya sembako,” pungkas Mukhtar.(Win/*/Redaksi)