SANGATTA,Suara Kutim.com
Sejumlah elemen mahasiswa di Sangatta yang tergabung dalam Aliansi Pergerakan Mahasiswa Kutim, Senin (24/11) pukul 11.30 Wita menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM. Aksi yang mendapat pengawalan aparat kepolisian itu, dimulai dari Simpang Tiga Jalan Pendidikan,juga melibatkan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND).
Dipimpin Alpian Sinu dan Sutrisno para mahasiswa menggelar orasi sekaligus menyebarkan selebaran yang mendesak DPRD Kutim menandatangani nota ketidaksepahaman akan kenaikan BBM yang ditetapkan Presiden Jokowi, pekan lalu. “Akibat kenaikan BBM, harga dan kebutuhan dasar rakyat sudah naik tajam. Sementara, alasan menaikan harga BBM tidak logis karena harga BBM dunia justru turun,” kata Alpian Sinu.
Selain menyuarakan pembatalan kenaikan harga BBM, mahasiswa juga meminta pemerintah mencabut UU No 22 Tahun 2001 tentang Migas, selain itu mereka juga meminta pemerintah menasionalisasikan Blok Mahakam yang kini dipegang asing.
Meski hanya berjumlah 30 orang, mahasiswa juga minta pemerintah membrantas mafia migas baik lokal, regional maupun nasional. Dalam orasi yang berlangsung dibawa terik matahari itu, kalangan mahasiswa menuntut Jokowi turun dari kursi kepresidenan.
Setelah puas menggelar orasi di Simpang Tiga Pendidikan, para pendemo langsung bergeser ke Gedung DPRD Kutim. Di lembaga wakil rakyat ini, mahasiswa diterima sejumlah anggota dewan diantaranya a Kasmidi Bulang, Davit Rante, Agus Aras, Uce Prasetyo. “Kami sependapat dengan teman-teman dari mahasiswa, karenanya usulan teman-teman kami apresiasi dan akan dibahas dalam masing – masing fraksi untuk menjadi bahan DPRD Kutim sebelum disampaikan ke DPR-RI di Jakarta,” kata Kasmidi Bulang dalam pertemuan yang berakhir pukul 14.00 Wita itu.(SK-06)