SANGATTA (15/7-2019)
Wakil Bupati Kutai Timur (Kutim) Kasmidi Bulang mengakui, Pemkab galau akibat banyaknya Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang tidak bisa dimanfaatkan dikarenakan proyek pembangunannya yang belum selesai seperti pelabuhan laut Kudungga di Kenyamukan Sangatta Utara.
Pelabuhan yang berada di tepi Selat Makassar ini, diakui kelak menjadi lumbung PAD Kutim namun kenyataanya belum jelas statusnya. “Sikap setengah hati yang ditunjukkan pemerintah pusat terhadap Pemkab Kutim terkait pembangunan Pelabuhan Kenyamukan Sangatta, membuat Pemkab Kutim tidak bisa mengambil alih secara total untuk menyelesaikan pembangunan pelabuhan laut di Kenyamukan, terutama untuk penyelesaian jalur causeway,” ungkapnya.
Disebutkan, meski pusat menjanjikan dana sebesar Rp 9 miliar untuk penyelesaian jalur causeway, namun hingga kini janji tersebut tidak kunjung direalisasikan. Sementara permintaan Pemkab Kutim untuk mengambil alih penyelesaian jalur tersebut, tidak mendapatkan kepastian.
Kalau, saat ini, dikelola pemerintah, dikhawatirkan ke depan akan berdampak pada permasalahan hukum bagi Pemkab Kutim. Lebih jauh ia menyebutkan, dengan kondisi saat ini ditambah keuangan nasional, ia pesimis proyek terbilang besar dananya ini selesai sebelum berakhirnya masa kepemimpinan Bupati Ismunandar dan dirinya selaku Wakil Bupati. “Jika benar-benar ada lampu hijau dari pusat, Pemkab Kutim optimis bisa menyelesaikan pembangunan jalur causeway Pelabuhan Kenyamukan,” tandasnya.
Ditambahkan, keberadaan Pelabuhan Kenyamukan sebenarnya menjadi salah satu sumber PAD bagi Pemkab Kutim. Terlebih penetapan Kutim masuk dalam jalur Tol Laut 8 sebagaimana keputusan Presiden Joko Widodo, merupakan keberuntungan tersendiri bagi Pemkab Kutim yang tidak dimiliki oleh wilayah lainnya di Kalimantan Timur. Sehingga dirasa sangat merugi jika potensi PAD yang sudah ada di depan mata ini tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal.(SK2)