SANGATTA,Suara Kutim.com (2/8)
Kepedulian Bupati Ardiansyah Sulaiman terhadap warganya tidak diragukan, meski tidak banyak bicara ia terus memperhatikan warga yang perlu bantuan. Namun, bentuk kepeduliannya kerap ia sembunyikan tidak mau dipublikasikan.
Namun saat pulan dari membesuk pengguna Narkoba yang sedang dirawat di Puskesmas Wahau Satu, ia bersama istri tiba-tiba berhenti disebuah rumah kayu dengan ukuran kecil. Kedatangan Ardiansyah dan istri tentu mengkagetkan penghuni rumah yang sedang berduka cita.
Tanpa ragu-ragu, Ardiansyah didampingi istrinya langsung masuk ke rumah,setiba di sisi jenazah Ali (40), ia langsung berdoa demikian dengan istrinya. Kehadiran Ardiansyah sempat mengkagetkan keluarga almarhum Ali. “Kami tidak menduga yang datang Pak Bupati Ardiansyah, sungguh seperti bermimpi saya ini,” kata salah seorang kerabat almarhum ketika melihat Ardiansyah dan istri didampingi Camat Muara Wahau Yusriansyah memasuki kediaman almarhum.
Kepada Suara Kutim.com disebutkan Ali yang masih lajang dan sehari-harinya bertani, sempat dirawat di Puskesmas Wahau Satu karena menderita stroke. Upaya perawatan gagal, pasalnya kondisi pria kelahiran Muara Ancalong ini sudah kritis. “Dokter menyarankan dirawat di Sangatta atau Samarinda, namun karena kami keluarga tidak bisa karena faktor ekonomi,” aku kerabat Ali.
Rencananya, Almarhum Ali dimakamkan, Senin (3/8) besok setelah keluarganya datang dari Muara Bengkal. Sebelum Bupati Ardiasnyah pamit pulang, kerabat Ali berulang kali menyampaikan terima kasih kepada orang nomor satu di Pemkab Kutim ini. “Saya dan keluarga serta pemkab ikut berduka cita, mari kita doakan almarhum selalu dalam lindungan Allah SWT,” ajak Ardiansyah kepada keluarga Ali sebelum melanjutkan perjalanannya.(SK-05/SK-011)
