SANGATTA,Suara Kutim.com (7/8)
Penyebaran virus HIV/AIDS di Kutim diduga tinggi, pasalnya Kutim sebagai daerah yang berkembang kini banyak dimasuki pencari kerja luar Kaltim. Asisten Kesra Setkab Kutim Mugeni mewakili Bupati Ardiasnyah Sulaiman mengungkapkan Kutim, menjadi “sasaran” pencari kerja.
Saat membuka Forum Diskusi HIV/AIDS ke III di Hotel MS Sangatta, Kamis (6/8), Mugeni menyebutkan kehadiran perusahaan perkebunan dan pertambangan besar mendatangkan tenaga kerja laki-laki yang mayoritas berstatus ‘bujangan lokal’. “Kondisi banyaknya bujangan lolkal ini berdampak pada tingginya resiko di kalangan pekerja laki-laki dan ibu rumah tangga terhadap penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS,” sebut Mugeni.
Diungkapkan, resiko HIV & AIDS tidak hanya berputar di Kutai Timur namun masyarakat lainnya seperti Bontang, Samarinda, dan Balikpapan. Karena tiga kota ini merupakan tempat favorit bagi karyawan untuk menghabiskan waktu liburnya.
Tingginya ancama HIV/AIDS, diakui Mugeni menjafi alasan dan harus komitmen antara pemerintah, swasta dan masyarakat saling bermitra dalam program penanggulangan AIDS. “Perlu diperkuat dan diperluas jejaring program penanggulangan AIDS,” imbuhnya.
Bupati Ardiansyan tegas Mugeni, mengapresiasi kegiatan penanggulangan HIV/AIDS karenanya pemkab menilai forum Diskusi HIV/AIDS sebagai ajang bertukar pikiran dan bertukar pengalaman antara perusahaan, masyarakat dan pemerintah dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di wilayah masing-masing, sarana tepat. “Pemkab mengharapkan forum diskusi HIV/ AIDS menjadi ajang tukar pikiran dan pengalaman dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV antarpeserta,” ujar Mugeni.
Terpisah Sekretaris KPA Harmadji Partodarsono menerangkan pengindap HIV/AIDS kian meningkat, antara Januari hingga Agustus 2014 lalu Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kutai Timur (Kutim) mencatat sebanyak 17 orang terjangkit penyakit HIV/AIDS.
Diakui, penularan penyakit HIV/AIDS bisa terjadi karena heteroseksual, homoseksual, penasun, proses persalinan, dan tato. “Pertumbuhan pengidap penyakit HIV/AIDS di Kutim, setiap tahunnya terus ada. Bahkan, bila dirata-ratakan, pertumbuhan jumlah pengidap penyakit tersebut, pada tahun 2014 ini sekira 2,1 persen. Ini pun, kemungkinan masih bisa bertambah, atau bisa juga sampai segitu saja,” terang Harmadji.(SK-03/SK-04/SK-11)