SANGATTA (22/10-2017)
Seorang warga Sangatta Utara Edi Salam mengingatkan Pemkab Kutim saat membangun Jembatan Masabang yang menghubungkan Sangatta Utara dengan Sangatta Selatan, benar-benar mempertimbangkan nasib masa depan warga yang terkena dampak langsung.
Edi yang kesehariannya bertugas pada Sekretariat DPRD Kutim, mengungkapkan kebutuhan akan jembatan yang menghubungkan dua wilayah, perlu. “Namun yang penting bagaimana mereka yang terdampak dari pembangunan jembatan itu, dimana saat pembangunan aktifitas ekonomi atau usaha masyarakat terganggu,” bebernya.
Mantan calon Kepal Desa Sangatta Utara ini mengakui pemkab akan membayar lahan dan bangunan warga namun apakah bisa untuk waktu lama. “Jangan sampai adanya pembangunan jembatan nanti, justru menambah pengangguran serta kemiskinan bertambah karenanya selain mengganti lahan dan bangunan warga, pemkab juga menyediakan tempat mereka yang terdampak langsung untuk berusaha sebagai tempat aktifitas kesehariannya,” ungkap Edi.
Kepada Suara Kutim.com belum lama ini, ia menyebutkan ada ratusan orang bakal terkena dampak langsung yang bakal kehilangan mata pencaharian atau pekerjaan seperti operator tambang, pedagang sayur, kelontong serta jasa. “Mereka harus ada tempat usaha yang setara dengan saat ini, terlebih rencana pembangunan berada di pusat ekonomi masyarakat terlebih di Sangatta Utara,” bebernya.
Untuk memudahkan akses masyarakat, pemkab berencana membangun jembatan di tengah-tengah ekonomi masyarakat Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, bahkan lokasinya sudah ditetapkan yakni depan Gang Haji Syahrul Sangatta Utara.
Rencananya, proyek besar ini akan menghabiskan dana Rp40 M lebih yang dibiayai melalui anggaran muti years, namun belum diektahui berapa anggaran yang disediakan untuk pembebasan lahan dan bangunan warga masyarakat. (SK2/SK3/SK12)