SANGATTA (1/6-2017)
Kepolisian Resort Kutim dan Polsek Bengalon terus mendalami data dan keterangan saksi yang dimintai keterangan terkait tewasnya Rahmadi (17) di sebuah kebun warga masyarakat, Selasa (16/5) lalu.
Kapolres Kutim AKBP Rino Eko bersama Kasatreskrim AKP Andhika Dhramasena, menerangkan sudah 18 saksi dimintai keterangan termasuk pacar Rahmadi yang belakangan diketahui 2 orang. “Kasus tewasnya rahmadi kini masih didalami, termasuk melakukan ekpose keterangan saksi untuk menyimpulkannya sehingga ada benang merah serta bukti kuat,” jelas kapolres.
Ditambahkan Andhika, dari 18 saksi keterangan Hasbi (40) ayah Rahmadi merupakan keterangan terpenting selain itu pacar korban. “Jadi bukan hanya satu masalah dari korban yang patut diduga ada kaitan dengan kematiannya, namun ada juga masalah lain yang harus dicari benang merahnya karena perlu pendalaman sedetailnya agar kuat dalam penetapan tersangka,” beber Andhika.
Meski demikian, Andhika yakin kasus tewasnya Rahmadi – pelajar SMK Bengalon akan terungkap namun perlu waktu. Diakui, penyidik sudah menerima hasil visum termasuk menganalisa sidik jari dan keterangan saksi. “Sekarang tinggal merangkai untuk memastikan siapa yang patut disangka bertanggungjawab dalam kasus ini, berdasarkan katerangan saksi yang dikaitkan barang bukti,” sebut Andhika.
Seperti diberitakan, warga Simpang Perdau, Selasa (16/5) gempar dengan ditemukan sesosok mayat berkelamin laki-laki. Jenazah yang diketahui bernama Rahmadi (17) pelajar SMK Negeri 1 Bengalon,
Muin menceritakan, jenazah Rahmadi ditemukan dalam keadaan tertelungkup di kandang ayam. Kepada Polisi, Muin menyebutkan ia ke kebun Masdari Kidang untuk membersihkan kebun dan kebun. “Saya kaget melihat helm warna merah didekat kandang ayam, serta melihat seseorag terbaring didalam kandang,” terang Muin seraya menerangkan ia kembali ke kampung minta bantuan masyarakat.
Sementara Hasbi – ayah Rahmadi, menyebutkan anaknya pernah diancam akan dianiya bahkan jika ditemukan di jalan akan diseret. Ancaman itu, ujar Hasbi disampaikan Rahmadi ketika ia menceritakan masalahnya terutama keterkaitan dengan pacarnya yang sudah berbadan dua. “Rahmadi ingin bertanggungjawab dengan apa yang terjadi dengan pacarnya, namun keluarga pacarnya tidak terima bahkan ada ancaman akan dianiaya,” cerita Hasbi. (SK2/SK12)