SEBAGAI lumbung sumber bahan baku energi, PT Kaltim Prima Coal (KPC) Sangatta yang kesehariannya menambang batubara kualitas prima ternyata tak mau boros dalam penggunaan energi, berbagai cara dilakukan terjadi penghematan termasuk penggunaan potensi alam lainnya sebagai pembangkit energi diantaranya pemanfatan arus air sebagai PLTA untuk penerangan jalan sekitar Swarga Bara Sangatta Utara.
Yang tak kalah menariknya, sebuah mobil yang sudah tergolong besi tua, tiba-tiba disulap menjadi kendaraan ramah lingkungan. Eksperimen menjadikan Chevrolet Blazer yang pernah menjadi tunggangan petinggi KPC, menjadi mobil listrik ternyata berhasil.
Kerja keras tim Mining Support Division (MSD) yang terdiri Wiwin Sebagai Project Manager, Sahirul Alim – Supt Component Management, Eko Prasetyo – Planner Maintenance, Suhud Maryanto – Coordinator Component Management dan Oldwan Ferdalis – Specialist Maintenance Training, dibantu tim Light Vehicle Maintenance Section, tentu saja membuat warga Kaltim, bangga. “Chevrolet Blazer yang kini menjadi mobil listrik pertama di Kutim bahkan bisa disebut di Kaltim, sudah masuk daftar akan menjadi besi tua namun semua bisa dijadikan eksperimen yang membanggakan kita semua,” kata Sahirul Alim saat berjumpa wartawan di External PT KPC, Rabu (6/6).
Bersama Eko Praseryo dan Oldwan Ferdalis, diungkapkan bagaimana rancangan mobil listrik mulai dipersiapkan pada tahun 2014, hingga membuat di tahun 2015 sampai uji coba pada tahun 2016. “Semua diprogramkan, dirancang dan dikerjakan di luar jam kerja bahkan sampai waktu sahur,” beber Sahirul Alim.
Kerja keras yang dimulai pada bulan Ramadhan Tahun 2014 ini benar-benar membawa berkah, mobil warna hitam yang masih menggunakan nomor lambung LS500 kini sudah bisa dioperasikan layaknya kendaraan biasa.
Sahirul mengakui untuk menjadikan mobil listrik, sejumlah komponen dibuka seperti tangki BBM dan radiator, kemudian menjadi tempat battery yang beratnya mencfpai 200 Kg. Agar mobil tetap stabil serta bisa melaju pada kecepatan tinggi, penempatan battery menjadi perhatian serius.
Proyek yang menghabiskan dana Rp300 Juta yang sebagian besar tersendot untuk pembelian battery, tentu hasilnya jika sudah massal lebih untung,karena udara semakin baik dan bersih terlebih untuk perkotaan. “Mobil listrik KPC ini tiada lain salah satu bentuk KPC mendukung pemerintah menurunkan emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kesadaran masyarakat lingkungan bersih,” timpal Eko Prasetyo.
Kalangan wartawan yang diajak menikmati mobil listrik, merasakan sensasinya. Jika selama ini, harus meraskaan bisingnya suara mesin, termasuk dampak panas. Namun, saat diajak keliling sekitar Kantor Pusat KPC sama sekali tidak mendengar suara knalpot dan deru mesin. Tak salah Tim ICA 2017 mengakui mobil listrik karya karyawan KPC, lebih bagus Camry yang disebut-sebut kendaraan bersuara halus dikelasnya.
Meski demikian, Wiwin, Sahirul Alim, Eko Prasetyo, Suhud Maryanto Oldwan Ferdalis mengaku belum merasa puas dengan apa yang dihasilkan mereka, karena ada beberapa item yang sedang mereka pikirkan seperti memasatikan daya tahan battery sesungguhnya, kecepatan saat menanjak serta kemampuan untuk jika menggunakan AC. “Kini AC yang ada belum bisa dimanfaatkan karena Acnya rusak, jika kesemua hatapan kami bisa teruji, kedepan akan dipatenkan dan besar harapan bisa menjadi prototipe untuk kendaraan angkut KPC,” sebut Oldwan Ferdalis.(SK12)