Beranda hukum BNN Imbau Masyarakat Waspada, Perment Dot Masih Diteliti Kandungannya

BNN Imbau Masyarakat Waspada, Perment Dot Masih Diteliti Kandungannya

0

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (9/3-2017)
Kepolisian Republik Indonesia dan BNN mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap maraknya peredaran permen dot yang dijual sekolah-sekolah terutama SD. Dalam imbauan yang diterbitkan, Rabu (8/3) dijelaskan masalah permen dot sedang dalam penelitian BNN.
Kapolres Kutim AKBP Rino Eko melalui Kasatresnarkoba Iptu Abdul Rauf, imbuan masyarakat waspada terhadap permen dot ini, karena beredar pemberitaan terkait permen berbentuk dot yang beredar di Surabaya, Jawa Timur, yang diduga mengandung Narkoba. “Permen yang diketahui diimpor dari negara tertentu ini telah viral di media sosial karena dituding mengandung Narkoba, sementara Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai focal point permasalahan Narkoba di Indonesia, menyampaikan bahwa sampai dengan saat ini BNN Provinsi Jawa Timur dan BNN Kota Surabaya tengah bekerja sama dengan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri di Surabaya dan Balai Laboratorium Narkoba BNN untuk memeriksa kandungan permen tersebut,” jelas Abdul Rauf saat menyampaikan imbauan Humas BNN.
Dalam imbauan bernomor B/HB-01/III/2017/Humas, masyarakat terutama orang tua waspada terhadap segala macam bentuk dan jenis Narkoba dengan tidak mengonsumsi makanan, minuman, maupun obat-obatan yang tidak memiliki ijin edar. “BNN menghimbau agar masyarakat bersabar menunggu hasil pemeriksaan permen dot,” ujar Abdul Rauf.
Seperti diwartakan, permen dot yang dijual murah di Surabaya menjadi perhatian Pemkot Surabaya karena diduga mengandung Narkoba atau zat berbahaya lainnya. Permen yang dikemas dalam bentuk dot itu, ternyata sudah beredar di Sangatta dengan harga jual Rop2 ribu perbotol.
Permen yang terdiri dua kemasan itu, memang digemari anak-anak karena rasanyanya manis namun beberapa pelajar SD mengakui jika meminum permen dot merasakan kepala pusing serta tenggorokan terasa nggak enak. “Karena pernah pusing, nggak lagi dulu sering beli di sekolah,” kata sejumlah pelajar.(SK13)