SANGATTA,Suara Kutim.com (26/9)
Informasi dicabutnya dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) bukan sekedar isapan jempol, pasalnya sejumlah daerah di Kaltim telah dicabut dan para pelajar kembali diwajibkan membayar uang iuran bulanan di sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Timur Iman Hidayat, Senin (26/9) menerangkan sesuai instruksi Bupati Ismunandar minta pelajar tidak diwajibkan membayar uang iuran bulanan sekolah, meski Bosda dicabut. “Saat ini tengah dicari solusi terbaik, agar para pelajar di Kutim tidak membayar iuran bulanan sekolah walaupun dana Bosda dicabut pemerintah pusat,” ungkap Iman Hidayat.
Kepada Suara Kutim.com, Imam menyebutkan Bosda yang dikucurkan di Kutim mencapai Rp 40 miliar per tahun yang dialokasikan untuk pelajar SD, SLTP dan SLTA dengan proses pembayaran 4 kali dalam setahun.
Yang membuat jajaran Dikbud pusing tujuh keliling, akibat defisit APBD Kutim dana yang dialokasikan ke Dikbud ikut dipangkas bahkan mencapai Rp134 M sehingga sejumlah paket kegiatan yang dibatal lelangnya. “Selisih dari nilai pagu dan kontrak, dari paket yang tidak dilanjutkan pelelangannnya serta efisiensi perjalanan dinas dan kegiatan-kegiatan yang tidak jadi dilaksanakan, yang keseluruhannya senilai Rp 134 miliar,” beber Iman.
Iman mengakui iika pemangkasan hanya Rp 134 miliar, diyakini Diknud Kutim bisa bergerak. Karena dengan sisa anggaran yang ada yakni insentif guru masih bisa dibayarkan dan anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bagi sekolah bisa di kucurkan. “Jika nantinya pemangkasan berada diatas Rp 134 miliar, maka pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa,” sebut Iman seraya menyebut sederet kegiatan yang ditunda termasuk beberapa kegiatan tidak bisa diikuti.(SK3)