SANGATTA,Suara Kutim.com (11/2)
Camat Sangatta Utara, Didi Hardiansyah menilai proses pembangunan di kecamatannya sering terkendala akibat belum semua masyarakat mendukung seperti pembangunan drainase dimana tidak ada kerelaan masyarakat untuk mengorbankan tanahnya, selain itu harga tanah relatif tinggi.
Namun yang tak kalah pentingnya, koordinasi antar SKPD terutama Dinas Pekerjaan Umum (PU) dengan kecamatan termasuk lurah, kepala desa dan Ketua RT dinilai masih lemah. “Banyak kegiatan yang tiba-tiba langsung belum sempat disosialisasikan kepada masyarakat, ketika terjadi kendala baru mau meminta aparat kecamatan atau desa menyelesaikan,” sebut Didi.
Dihadapan Bupati DR Isran Noor dan pejabat lainnya, mantan Camat Rantau Pulung ini dengan lugas menyempaikan berbagai masalah di wilayahnya termasuk ancaman banjir serta belum maksimalnya pengelolaan lingkungan.
Menyinggung pelaksanaan PATEN, diungkapkannya sudah berjalan bahkan menempatkan Sanggatta Utara pada urutan ke 2 se Kaltim. Namun, Didi dengan gayanya apa adanya mengungkapkan masih ada SKPD yang belum melaksanakan perintah bupati seputar penyerahan urusan yang dilimpahkan ke kecamatan.
Menanggapi keluh kesah Camat Didi Hardiansyah, bupati mengharapkan adanya komunikasi yang intensif sehingga tercipta kebersamaan dan kesamaan langkah dalam membangun serta memberikan pelayanan publik. “Kita semua mendengarkan apa yang disampaikan Camat Sangatta Utara, apa yang disampaikan merupakan hal wajar. Pemkab ingin membangun Kutim lebih cepat dan tuntas, namun terkendala keterbatasan waktu dan dana,” ujar Isran seraya menyebutkan 40 persen dari APBD Kutim dialokasikan di Sangatta Utara.(SK-06)