Maktab Sediakan Batu Untuk Melontar 3 Jumrah , Jamaah Duduk Manis
MASALAH batu untuk melempar Jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah. di Mina, kerap menjadi perdebatan antarjamaah soal dimana dan kapan mengambilnya, serta ukurannya. Melihat masalah batu yang kerap menjadi perdebatan ini, ditambah keroditnya situasi di Musdalifah ketika semua jutaan jamaah masuk untuk mabit serta mengambil batu tentu tidak memungkinkan sebagian jamaah bisa melakukannya terutama yang menggunakan bus.
Selain itu sejumlah jamaah dari beberapa negara terutama Turky, mereka justru sudah mengumpulkan batu beberapa hari sebelum wukuf. Yang tak kalah menariknya, ada jamaah haji Indonesia membawa batu dari Indonesia dengan alasan takut nggak kebagian saat berada di Musdalifah.
Melihat adanya jamaah sudah membawa batu dari tanah air, saya hanya sempat tersenyum namun nggak berani memberi nasihat takut terjadi perdebatan. Beruntungnya, pada sebuah tablig, soal batu melempar jumrah ini menjadi topik sehingga semua menjadi jelas dimana batu yang diambil adalah batu di Mina atau sekitar jumrah yakni batu yang ditemukan di jalan atau di tembok-tembok jamaraat sisa dari orang melempar.
Yang lebih menggembirakan, ternyata pihak Maktab telah menyediakan batu untuk keperluan melontar baik pada hari pertama hingga hari terakhir. Batu yang disediakan dalam plastik kemudian dibungkus dengan kantong warna biru tua diterima jamaah yang menggunakan bus.
Disediakannya batu oleh maktab tiada lain agar jamaah haji Indonesia tidak sibuk dan memikirkan batu, ketimbang keselamatan jiwa. Pasalnya banyak jamaah mengambil batu di lereng-lereng bukit, tepi jalan yang ramai kendaraan serta di kawasan kurang penerangan.
Batu yang disediakan lebih dari cukup, ukurannya sedang untuk dilempar dari jarak lima meter. Dengan banyaknya batu diterima, tentu memudahkan jamaah terlebih yang nafar awal hanya memerlukan 49 biji dan nafar tsani hanya 70 biji.
Sementara bagi jamaah haji yang berjalan kaki, tentu saja harus mencari sendiri namun tidak perlu takut karena di kawasan Musdalifah banyak tersedia. Bahkan saat di areal jumrah banyak ditemukan batu sehingga tak risau kalau kurang.(Syafranuddin/bersambung)