Mental dan Fisik Benar-Benar Dipersiapkan, Bawa Tikar di Arafah
MANASIK haji dan tata cara berhaji disampaikan dengan rinci oleh para ahlinya. Tujuannya agar ibadah haji benar-benar sempurna, namun kesiapan mental dan fisik serta perbekalan menjadi salah satu bagian tak bisa diabaikan.
Mengapa siap mental karena situasi selama di Makkah suasananya tidak sama dengan di tanah air, ada saja hal-hal yang tak disadari yang bisa membuat emosi terpancing bahkan dapat mengurangi makna berhaji. Namun jika siap mental semua bisa dilewati sebagai ujian, sehingga rangkaian ibadah haji bisa terlaksana dengan penuh taqwa kepada Allah SWT.
Kesiapan mental kita untuk melaksanakan ibadah haji merupakan salah satu utama modal yang tak bisa diabaikan, ini tiada lain karena perjalanan ibadah haji semua sudah diatur mulai jadwal pemberangkatan, kamar, makan dan lainnya.
Berbekal mental prima tentu pelaksanaan ibadah haji diharapkan berjalan lancar sesuai tuntutan Rasulullah SAW. Semua jamaah haji tentu ingin menjadikan perjalanan ibadah hajinya hanya sekali seumur hidup benar-benar sempurna dan menjadi haji yang mabrur.
Namun mohon maaf, soal mental atau kesiapan rohani ini kupasan mendalamnya ada pada para tim manasik haji yang tentunya mumpuni karena banmyak hal yang terkait seperti sumber pembiayaan, keihlasan, kesabaran, kepedulian dan bersih dan menyucikan diri.
Hal yang tak kalah pentingnya yakni fisik, ini tak bisa diabaikan karena dengan fisik yang mendukung rangkaian ibadah haji bisa dilakukan dengan baik dan sempurna. Karenanya selama menanti puncak haji wukuf di Arafah, jamaah selalu diimbau untuk menjaga kesehatan dan fisik sehingga saat wukuf bisa diikuti dengan sempurna.
Kenapa kesehatan patut dijaga, karena selama berada di Arafah, jamaah yang sudah memakai ihram harus benar-benar menjaga dirinya dengan baik terlebih pria yang hanya menggunakan 2 lembar kain tanpa celana dalam dan pakaian lainnya.
Dalam kondisi yang cukup melelahkan itu, tentu tak ada satupun jamaah bisa istirahat total terlebih harus berdesakan dalam tenda yang terbatas dan pengap. Mengatasi kondisi di Arafah yang terbatas ini hendaknya sudah membawa alas tidur seperti tikar sehingga saat berada di Arafah bisa berada di luar tenda, kondisi ini lebih nyaman dan segar karena udaranya lebih terbuka terlebih mendapatkan tempat berada di bawah pohon.
Selain itu bawa juga semprotan air, kipas angin mini, bantal tiup, masker, kaca mata hitam, payung, pisau kecil, cangkir bertutup atau termos mini, serta tisu kering, HP yang ada lampunya. Sedangkan pakaian dan lainnya cukup disimpan dalam koper kecil karena penggunaanya selama di Mina.(bersambung)