SANGATTA. Harga Crude palm oil (CPO) jadi alasan perusahan perkebunan yang selama ini membeli Tandan Buah Sagar (TBS) dari petani, untuk membatasi pembelian TBS. Akibatnya, harga TBS petani pun anjlok hingga menyentuh harga Rp400 per kg.
Alasan ini dikemukakan anggota DPRD Kutim Arfan pada wartawan, usai melakukan pertemuan antara petani, termasuk perusahan di Kantor DPRD Kutim, beberapa waktu lalu. “Jadi harga CPO saat ini makin turun. Akibatnya, perusahan tidak mau membeli TBS dari petani,” katanya.
Bahkan, ada perusahan seperti Anugra, malah menjual TBS miliknya ke perusahan lain. Padahal, sebelumnya dia juga membeli TBS dari petani. Tapi karena CPO harganya turun, maka dia pun mengurangi produksi. Bahkan TBS miliknya sendiri kini dijual ke perusahan lain.
“jadi kalau perusahan saja jual buah TBS ke perusahan lain, maka itu mau bagaimana lagi,” katanya dengan nada tanya.
Karena itu, Arfan meminta pemerintah untuk berfikir jangka panjang demi petani. Termasuk melakukan kajian untuk membuat pabrik CPO tanpa kebun. “tapi ini tentu harus buat perusda. Untuk buat perusda ini harus ada Perda,” katanya.
Bahkan, bukan hanya DPRD, tapi perusahan sendiri telah meminta perusda untuk membuat pabrik CPO. “kalau masalah dana, pasti ada investor. Karena perusahan menginginkan itu. Di Sumatra, itu sudah banyak pabrik tanpa kebun. Tapi untuk di Kutim ini, harus ada juga aturan yang memberikan jaminan bahwa pabrik pasti dapat TBS agar investor mau bangun pabrik,” katanya.
