SANGATTA,Suara Kutim.com (21/5)
Mengantisipasi berkembangnya nyamek aede agypti penyebab demam berdarah (DBD), Dinas Kesehatan Kutim sempat belanjar ke Dinas Kesehatan Bulungan yang tahun lalu mendapat predikat zero DBD.
Salah satu upaya yang dilkakukan mulai mengajak masyarakat lebih peduli dengan kebersihan dan mencegah penyebaran DBD, Dinas Kesehatan juga mengusulkan Peraturan Bupati (Perbup) bahkan Raperda Penanganan DBD. “Jika hanya berharap dari keaktifan kader jumantik yang pernah dibentuk pemerintah seperti tahun-tahun sebelumnya selalu berakhir pada kendala anggaran, saat ini instruksi dari Mentrian Kesehatan agar ada satu kader jumantik di setiap rumah,” terang Kadis Kesehatan Aisyah.
Ia menyebutkan, jika ingin lingkungannya benar-benar bebas dari ancamana DBD, pemilik rumah secara sadar menjadi kader jumatik bagi keluarganya sendiri. Selain itu, ujar Aisyah ketika ditemui di ruang kerjanya, pola pendekatan kepada masyarakat umur sekolah atau anak-anak sekolah dengan menjadikan mereka relawan jumantik.
“Belajar dari kasus DBD yang banyak menjadi pasien DND yakni masyarakat umur sekolah sementara mereka dinilai lebih produktif jika dibandingkan jika harus menyiapkan anggaran Rp 800 juta per tahunnya hanya untuk membayar gaji kader jumantik,” bebernya.
Seperti diwartakan, kasus DBD di Kutim dalam empat bulan terakhir pada tahun 2016 sudah mencapai 1.000 lebih, jauh melampaui kasus tahun 2015. Sementara itu, sebaran kasus sudah mulai merata di semua kecamatan.(SK3)