SANGATTA (18/9-2019)
Hingga saat ini sebagian wilayah Klatim, masih terpapar kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), baik di Kaltim maupun Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Barat (Kalbar) dan Kalimantan Tengah (Kalteng). Namun Gubernur Kaltim, Isran Noor menilai Karhutla yang terjadi saat tidak sepenuhnya diakibatkan ulah atau tindakan kesengajaan dari oknum masyarakat untuk membakar hutan maupun ladang.
Kepada wartawan, Isran yang ditemui disela kunjungannya ke Kutim, Selasa (17/9) semua pemerintah daerah termasuk Pemprov Kaltim telah menghimbau masyarakat untuk tidak dengan sengaja melakukan tindakan pembakaran lahan maupun hutan, hanya untuk usaha pembukaan ladang pertanian ataupun perkebunan.
Bahkan ia yakin warga Kaltim, sudah meningkatkan kewaspadaan tidak sembarangan melakukan pembakaran hutan dan lahan. Menurutnya Karhutla yang terjadi saat ini tidak semata kesengajaan masyarakat.
Menurutnya, kondisi cuaca panas dan kemarau yang cukup ekstrim saat ini juga mampu menjadi pemicu Karhutla secara alami. Penilain ini, ia ketahui karena titik api kerap berada juah dari jangkauan manusia.
Dalam kacamata Isran, pemicu terjadi api yang berdampak kebakaran meski belum dibuktikan , secara teori dan fakta bisa secara ilmiah terlebih Kaltim mempunyai areal batu bara yang jika terjadi oksidasi atau pertemuan batubara dengan oksigen bebas terjadi api, termasuk gesekan kayu karena kering mudah terbakar. “Intinya penyebab Karhutla itu beragam mulai kelalaian orang, kesengajaan serta alam. Terpenting saat ini pengetahuan masyarakat akan bahaya kebakaran sudah meningkat karena dampak negatifnya sudah dirasakan masyaraakt,” sebut Isran.(SK3)