SANGATTA,Suara Kutim.com (26/10)
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Timur (Kutim) ,menunggu instruksi Mendikbud terkait penerapan sekolah tanpa pekerjaan rumah (PR) bagi siswa. Kepada Suara Kutim.com, Kadisdik Kutim, Iman Hidayat rencana penerapan sekolah tanpa PR masih merupakan konsep atau wacana sama dengan penerapan sekolah seharian penuh dan penerapan kerja 5 hari. “Tanpa adanya keputusan resmi Mendikbud, pemberlakukan sekolah tanpa PR belum dilakukan,” terangnya.
Iman mengakui perubahan yang terjadi sangat cepat, bahkan hampir setiap hari ada wacana yang dilemparkan dan penerapannya juga berbeda. “Jik ada atutran resminya, bentuknya bagaimana masih ditunggu. Jangan-jangan, nantinya yang akan diterapkan sudah sama dengan apa yang saat ini telah diterapkan Disdik Kutim,” ungkapnya.
Disinggung apakah selama ini PR yang diberikan guru telah memberatkan siswa, ia menilai tidak memberatkan terlebih dalam penerapan kurikulum 2013 yang sekarang dijalankan seluruh sekolah di Kutim.
Menurut Iman, PR lebih bersifat kepada upaya pembinaan dan menambah pengetahuan umum kepada siswa. Dalam penerapan kurikulum 2013, PR diberikan lebih mudah didapatkan di internet dan buku-buku pedoman, serta referensi lainnya. Selain itu, ada juga tugas rumah terkait keterampilan yang mewajibkan adanya interaksi antar sesama siswa. “Tugas rumah atau PR yang diberikan saat ini dinilai tidak seberat pekerjaan rumah (PR) yang diterapkan pada kurikulum sebelumnya, justru hasilnya akan memberi nilai positif kepada siswa kecuali yang malas dan maunya senang-senang saja akan merasa berat tapi nantinya akan tertinggal dengan siswa yang aktif serta rajin,” pungkasnya.(SK3)