SANGATTA (14/4-2019)
Bupati Ismunandar meminta mahasiswa untuk selalu koreksi dan teleti dengan apa yang akan diperjuangkan sehingga tidak sia-sia, termasuk masalah pendirian pabrik semen yang selama ini didemo dan berakhir anarkis hingga ada yang mengalami luka-luka.
Dihadapan keluarga besar STIE termasuk orang tua wisudawan, Ahad (14/4) Ismu menyebutkan angka pencari kerja terus meningkat sementara lapangan pekerjaan terbatas. Pemerintah dengan mengandeng pemodal berharap terbuka lapangan kerja, sehingga anak-anak Kutim bisa menikmati sumber daya alamnya sendiri.
“Saat STIPER melakukan wisuda pertama kedua dan ketiga, saat itu saya masih asisten. Bupati Awang Faroek saat itu, meminta saya untuk mencarikan pekerjaan lulusan sarjana pertanian ini. Sebab, kebetulan saat itu masa bumingnya masuk perusahan sawit. Jadi gampang carikan pekerjaan lulusan stiper di perusahan. Kini, lulusanya bisa cari sendiri pekerjaan,” katanya seraya menambahkan penegasan waktu kala itu.
Namun yang jadi persoalan, sekarang ini ada invetor pabrik semen akan masuk. Ini jelas butuh karyawan ribuan orang. Tapi mahasiswa demo. “Saya sebagai bupati, saat perusahan itu menyatakan komitmen berinvestasi, saya sudah katakana harus ada jaminan perusahan kalau dia akan mempekerjakan warga Kutim. Perusahan sepakat. Tapi, malah didemo oleh mahasiswa. Mudah-mudahan pendemonya bukan dari STIE Nusantara ini. Padahal, perusahan ini akan membuka lapangan kerja bagi anak-anak muda yang butuh pekerjaan, yang baru lulus kuliah seperti kalian ini,” kata Ismu dihadapan 218 wisudawan STIE Nusantara yang menyimak serius paparan orang nomor satu di Pemkab Kutim ini.
Yang disayangkan Ismu, demo dilakukan tidak berdasar karena tapi tidak tahu masalah, hanya dengan alasan akan mengganggu ekologi, lalu demo. Padahal, karts di Sangkulirang-Tanjung Mangaliat itu ada 1,8 juta hektar. Di dalam lingkup karts itu ada kawasan ekonomi yang boleh dimanfaatkan, dengan tidak mengganggu kasawan yang dilindungi. “Kawasan ekonomis ini hanya sebagain kecil, hanya 800 hektar lebih. Itupun di Bengalon, jauh dari kawasan yang dilindungi. Jadi mereka ini demo, meskipun tidak tahu masalah. Karena itu, seharusnya sebelum demo, belajar dulu, pahami masalah mana yang bisa mana yang tidak. Sebab yang menyebutkan ada kawasan ekonomi itu, bukan pemerintah, tapi ahli, yang telah melakukan penelitian di sana. Karena itu, saya berharap, agar kita medukung investasi yang masuk, untuk membuka lapangan kerja serta meningkatkan ekonomi masyarakat Kutim,” katanya seraya menyatakan ia akan berada di depan jika perusahaan mendatang TKA dan mengesampingkan warga Kutim.(ADV-Humas Setkab Kutim)