SANGATTA (2/10-20-18)
Aksi unjuk rasa yang dilakukan Pegawai TK2D Pemkab Kutai Timur (Kutim), Selasa (25/9) lalu disesalkan Bupati Ismunandar. Ia tampak kecewa dengan aksi yang gaungnya sampai ke Jakarta ini, bahkan ia menilai peserta aksi tidak murni pegawai TK2D. “Ada penyusup yang bukan TK2D, ia menggunakan cadar dan pakaian syari,” kata Ismunandar saat memimpin coffe morning, Senin (1/10) kemarin.
Bersama Wabup Kasmidi Bulang, Sekda Irawansyah dan pejabat lainnya, ia menyebutkan Pemkab terbuka untuk berdialog terlebih bagi TK2D yang notabene adalah salah satu bagian dari Pemkab Kutim. “Mereka turun ke jalan dan berorasi seperti kemarin itu seolah komunikasi dengan pemerintah daerah buntu, padahal kami – kami ini (Pemkab,red) selalu membuka pintu untuk berdialog,” kata Ismu.
Mengenai tuntutan kenaikan gaji, kata Ismunandar, akan disesuaikan dengan upah minimum kabupaten (UMK) namun Pemkab perlu melakukan analisis jabatan untuk melihat kebutuhan pegawai, khususnya TK2D.
“Selain analisis jabatan dan kebutuhan, juga akan melihat tingkat keaktifan ditambah kehadiran apel pagi. Saya masih mengutamakan tenaga kesehatan dan guru yang serius mengabdi, karenanya saya minta bantuan camat-camat menginventarisir TK2D didaerahnya siapa saja yang masih aktif,” kata Ismu.
Sementara itu Ketua Forum TK2D Kutim, Mursalim, menerangkan masalah gaji dan kesejahteraan TK2D sudah termasuk soal penerimaan CPNS sudah disampaikan ke bupati melalui surat. “Surat kami itu sudah dikirim ke presiden, bupati dan DPRD namun pihak DPRD yang sudah merespon sehingga ada surat Ketua DPRD ke Presiden,” kata Mursalim.(SK3/SK6/SK11)