SANGATTA,Suara Kutim.com (22/12)
Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), pelecehan terhadap perempuan dan anak di Kutai Timur, perlu perhatian serous baik dari pemerintah maupun lembaga terkait. Badan Perlindungan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Kutim mencatat selama tahun 2015 terjadi 47 kasus KDRT dan pelecehan terhadap perempuan dan anak. “Dari 36 kasus ada 26 kasus menjadikan anak sebagai korban dan 10 kasus menjadikan anak sebagai pelaku yang sudah ditangani pihak kepolisian dan anak sebagai “si pelaku” ini telah di diversi,” terang Kepala BP2KB Aisyah HD.
Didampingi Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak Theresia Hendajani, disebutkan kasus KDRT dan pelecehan serta kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kutai Timur masih tinggi dan memprihatinkan. Menurutna, jika dibandingkan dengan tahun 2014 terjadi peningkatan 40 persen.
Ditemui seusai peringatan Hari Ibu, Selasa (22/12) sianh, Aisyah menyebutkan beberapa kasus ini telah ditangani BP2KB Kutim, termasuk kasus ayah tiri yang menghamili anak tirinya di Sangatta Utara, serta pelecehan seks di Bengalon. “Dalam kasus pelajar SD hamil itu, kini korbannya dititipkan dan dalam pengawasan KPAI,” terangnya.
Sementara di peringatan Hari Ibu 2015 yang disatukan Apel KORPRI, Aisyah mengajak para kaum ibu khususnya di Kutai Timur untuk lebih mampu meningkatkan produktivitas, baik yang berprofesi sebagai PNS, Pekerja Swasta maupun ibu rumah tangga (IRT), namun tetap menomorsatukan keluarga sebagai prioritas utama.
Upacara yang dihadiri berbagai kalangan itu, upacara dipimpin Asisten Kesra Mugeni dengan komandan upacara Rustini Arief dari seorang anggota TNI-AD pada Kodim 0909 Sangatta. Upacara yang ditandai dengan pengibaran bendera Merah Putih serta menyanyikan Hymen dan Mars Ibu, juga disemarakan dengan pembacaan puisi oleh Annisa Maharani fdan Peri Surga dari Forum Anak Kutai Timur serta penyerahan penghargaan Bupati Kutim kepada organisasi kewanitaan yang aktif dalam kegiatan BPPKB d Kutim.(SK-03/SK-12)