SuaraKutim.com, Sangatta – Di balik gemuruh arus sungai Masabang yang mengalir dengan tenang di bawah jembatan yang menghubungkan dua wilayah, Sangatta Utara dan Selatan, terdapat sebuah kedai kopi yang tak kenal lelah bernama “Salobrew.”
Setiap petang, sesudah matahari tenggelam, Ahmad Ivan sudah sibuk di dapur kedainya. Bau harum biji kopi yang digiling dan digoreng menyambut siapa saja yang berani melintasi aliran sungai yang kadang mengancam.
Meski risiko banjir selalu mengintai, Ivan tak pernah patah semangat dalam berusaha. Dia tahu bahwa momen-momen indah di bawah jembatan sungai Masabang tak ternilai harganya.
Lokasinya yang unik, terletak di tepian sungai, menjadikan tempat ini memiliki daya tarik yang tak terbantahkan. Namun, daya tarik sejati dari kedai ini bukanlah hanya kopi pilihan yang disajikan, tetapi kisah perjuangan pemiliknya, Ahmad Ivan pemuda kelahiran tahun 1998, berambut ikal berhidung mancung dan berparas melayu -arab itu, terus berjuang meski dihadapkan pada cobaan alam yang tak terduga.
Pemandangan yang biasanya memukau di bawah jembatan penyeberangan sungai Masabang ini tak selamanya berkesan damai. Terkadang, air sungai itu meluap dan mengundang banjir yang merendam sekitar setengah wilayah kedai.
Akan tetapi, seperti air yang terus mengalir, semangat Ivan tak pernah surut. Meskipun kopi-kopi pilihan dan suasana santai di sudut kedai yang aman dari genangan air terancam, para pelanggan tetap setia datang.
Nama “Salobrew” ternyata mengandung makna mendalam. Kata “salo” dalam bahasa Bugis berarti sungai, sementara “brew” dalam bahasa Inggris merujuk pada seduhan, seperti menyeduh kopi. Filosofi di balik nama ini adalah harapan agar usaha Salobrew dapat mengalir dan bertahan seperti aliran sungai yang tak pernah berhenti.
Banjir Jadi Ancaman, Namun Kedai Tetap Bertahan
Saat ditemui wartawan pemilik Salobrew, Ahmad Ivan, mengungkapkan pengalamannya menghadapi banjir. “Wah, kalo banjir pusing mas,” ujarnya sambil tertawa. “Banjir besar kemarin kami tutup karena tenggelam, air di rumah sampai setinggi sini,” tambahnya sembari menunjuk tempat di atas kepala.
Namun, ia dengan tegas menegaskan bahwa mereka selalu berusaha tetap buka saat banjir kecil terjadi, dengan tetap menyediakan tempat duduk di atas sudut kedai yang tidak terdampak genangan air.
Terkait dengan ketekunan para pengunjung yang tetap datang meski banjir melanda, Ivan berkata, “Lumayan sih mas. Karena kan masih ada tempat di atas. Kalau dulu rumah yang di atas belum jadi bagian kedai, jadi kalau banjir ya kami tutup,” ungkapnya
Sambil bercanda Ivan menerangkan bahwa kemewahan kedai kopinya bagi para pengunjung adalah bisa memantau debit air sungai, sehingga bisa memperkirakan banjir yang akan datang.
“Tapi sekarang, meskipun air naik, kita tetap buka. Pengunjung yang datang juga masih ada. Mereka selain menikmati kopi juga memantau situasi air sungai. Siapa tahu air naik lagi, mereka bisa cepat-cepat menyimpan barang-barang di rumah kan siaga banjir besar,” terangnya sambil tertawa kecil.
“Salocino” Kehangatan Salo Brew di Masabang
Pemandangan di dalam kedai saat banjir datang begitu menakjubkan. Pengunjung tetap berdatangan meski genangan air telah merendam lantai beton tempat kursi dan meja biasa disusun.
Beberapa dari mereka memesan kopi dan menikmati minumannya sambil memandang ke arah sungai yang mengalir tenang di tengah kekacauan banjir.
Para pengunjung tampaknya memahami makna di balik perjuangan Ahmad Ivan. Mereka tak hanya datang untuk menikmati secangkir kopi penuh cita rasa, tetapi juga ikut berbagi kisah dalam setiap tetesnya.
Sambil menyeruput kopi, mereka bercerita tentang keindahan alam sekitar dan daya tahan yang menginspirasi dari sang pemilik kedai.
“Saya datang ke sini bukan hanya untuk menikmati kopi yang lezat, tetapi juga untuk merasakan semangat juang yang luar biasa dari Ivan. Banjir mungkin datang dan pergi, tetapi semangatnya tidak pernah pudar,” kata Alma, salah seorang pengunjung setia.
Tentu saja, semua perjuangan ini tidak hanya tentang bertahan dari banjir. Rasa kopi yang disajikan di Salo Brew juga memiliki tempat khusus di hati para pengunjung. “Salo’cino,” sebuah kreasi kopi dari Salo Brew, menjadi produk unggulan yang tak boleh dilewatkan.
Ivan dengan antusias menjelaskan, “Ini nih mas, Salo’cino enak banget dah sumpah mas cobain deh. Base nya coffee mas signaturenya kami rasanya creamy dan engga terlalu pahit mas.” Terangnya antusias.
Dengan harga terjangkau mulai dari 20 ribuan saja, Kedai Kopi Salo Brew yang beroperasi sejak tahun 2021 itu, telah berhasil menciptakan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung, bahkan di tengah ancaman banjir yang melanda.
Meskipun omset perbulan berkisar belasan juta saja, kehadiran kedai ini di tengah perjuangan yang luar biasa membuatnya tetap menjadi tempat yang dicari dan dihargai oleh masyarakat setempat.
Kisah perjuangan Ahmad Ivan, pemilik Kedai Kopi Salo Brew, menjadi cerminan dari semangat dan tekad untuk tetap berdiri di tengah badai. Dari harapan agar usahanya mengalir seperti sungai, hingga rasa kopi yang creamy dan menggugah selera, Salo Brew tetap menjadi pilihan yang tak tergantikan bagi pecinta kopi di Sangatta. (red/SK-05)