SANGATTA (11/11-2017)
Dinas Perhubungan (Dishub) Kutim tahun ini memfokuskan penyelesaian penyusunan Masterplant Bandara Sangkima di Sangatta Selatan, dibarengi penyusunan dokumen Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).
Penyusunan Master Plan dan Amdal, seiring adanya dukungan Kemenhut dan LH untuk menyelesaikan persoalan lahan bandara yang masih masuk dalam kawasan Taman Nasional Kutai (TNK). Sehingga setelah perencanaan yang sudah disusun tersebut selanjutnya akan dikomunikasikan ke Kementerian Perhubungan. “Dalam waktu dekat proses lelang penyusunan masterplant dan amdal kami akan lelang. Sehingga bisa selesai tahun ini,” ujar Sekretaris Dishub Kutim Teguh Budi Santoso.
Setelah Masterplant Bandara Sangkima rampung, kata dia, maka akan langsung diserahkan ke Kemenhub untuk mendapat persetujuan, selanjutnya proses pembangunan fisik bisa dilakukan. “Jadi menunggu persetujuan dari Kemenhub dulu, karena secara aturan, tahapan yang harus ii seperti itu,” sebutnya.
Kabid Perhubungan Udara Cairuddin menerangkan, sesuai perencanaan pengembangan bandara akan dibuat lebih besar dari sebelumnya. Seperti untuk landasan pacu akan ditingkatkan dari 1 kilometer menjadi 1,6 kilometer. Begitu juga dengan lebarnya juga ditingkatkan dari 23 meter menjadi 40 meter. Sementara untuk dibagian sisi landasan pacu juga akan diperlebar masing-masing 100 meter, baik sisi kanan maupun kiri.
“Penambahan lahan ini yang nantinya akan kami gunakan untuk membangun fasilitas pendukung bandara lainnya,” sebutnya.
Disebutkan, penetapan lahan ini akan mempengaruhi proses pembangunan bandara selanjutnya. Sebab, dengan lahan yang sudah bebas, pihaknya dapat menyusun masterpland, Detail Enginering Design (DED) maupun Analisis Dampak Lingkungan (Amdal).
“Kalau FS (Feasibility Study) kami sudah ada, dan hasilnya sangat laik. Cuma, karena dulu status lahannya masih TNK, kami belum bisa melanjutkan ketahap berikutnya. Mudah-mudahan tahun ini Masterpland dengan Amdal bisa selesai,” paparnya.
Disinggung bagaimana pengelolaan setelah bandara selesai dibangun, kata dia, tetap akan dilakukan pemerintah daerah. Begitu juga dengan maskapai yang akan melayani penumpang akan diprioritaskan yang sudah menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah. “Untuk tahap awal, dua maskapai penerbangan perintis yang sudah menjalin kerjasama dengan kami akan mengisi bandara Sangkima. Jika memungkinkan, bisa sampai jenis Kalstar,” terangnya.(SK11)