Sangatta (9/4-2020)
Penambahan kasus baru terkonfirmasi positif COVID-19 dari Kutai Timur (Kutim) atau KTM4, usai diumumkan secara resmi, Rabu (8/4) kemarin oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Andi M Ishak selaku juru bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kaltim, menjadi salah satu bukti bahwa KTM4 yang hanyalah seorang pelaku perjalanan (PP), bisa sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG) dan meninggalkan bekas yakni infeksi virus bagi orang-rang yang pernah melakukan kontak langsung kepada dirinya. Demikian diungkapkan Kepala Dinkes Kutim, Bahrani Hasanal dalam jumpa pers bersama wartawan terkait bertambahnya kasus positif dari Kutim atau KTM4, Kamis (9/4), di kantor Dinas Komunikasi, Informastika, Persandian dan Statistik (Diskominfo Perstik) Kutim.
“Pasien KTM4 adalah seorang manager maintenance salah satu kontrakror perusahaan tambang di Kecamatan Kaubun. Kedatangan KTM4 di Kaubun hanya lebih kurang 6 hari, sejak tanggal 17-23 Maret, dengan keperluan melakukan pengecekan pekerjaan. Bahkan pasien KTM4 ini sempat berobat pada salah satu klinik kesehatan di Kaubun, kemudian yang bersangkutan berangkat ke Samarinda dan sempat berobat dua kali di dokter praktek mandiri, hingga berobat di RS (Rumah Sakit) Dirgahayu. Kemudian akhirnya di rujuk ke RSUD (Rumah Sakit Umum Daearah) Abdul Wahab Syahranie (AWS) di Samarinda, dan diisolasi sampai sekarang. Hingga tanggal 8 April 2020 kemarin, dikonfirmasi positif COVID- 19,” beber Bahrani didampingi Bupati Kutim, Ismunandar selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kutim.
Lanjut Bahrani, kunjungan KTM4 di Kecamatan Kaubun adalah yang pertama di tahun 2020. Yang bersangkutan sebenarnya ber-Kartu Tanda Penduduk (KTP) Jakarta, namun orang tuanya berdomisili di Kutai Kartanegara (Kukar). Dengan kedatangan KTM4 di Kaubun, maka bisa disebutkan bahwa yang bersangkutan telah meninggalkan jejak virus yang harus ditelusuri kontaknya oleh petugas kesehatan sebagai upaya tracking kontak memutus penularan dan penyebaran COVID-19.
“Kami sedang melakukan tracking kontak dengan orang-orang yang sudah melakukan kontak langsung kepada KTM4 selama di perjalanan menuju Kaubun dan selama di Kaubun. Termasuk dengan petugas medis pada Klinik Kesehatan tempat KTM4 pernah berobat,” ujarnya.
Ditambahkan Bahrani, yang harus menjadi perhatian bersama adalah Pelaku Perjalanan (PP) dan Orang Tanpa Gejala (OTG) masih banyak berkeliaran di antara masyarakat. Hal ini perlu diwaspadai, sehingga jangan karena kita merasa sehat dan imunitas kita kuat, sehingga kita cuek dan merasa bebas berkeliaran. Padahal bisa saja kita menjadi sumber terinfeksinya orang-orang yang berada di sekitar kita.
“Yang peru diperhatikan dan diwaspadai, bahwa ternyata banyak pelaku perjalanan yang merupakan OTG (Orang Tanpa Gejala, red) dan sudah positif terinfeksi COVID-19, namun minim gejala gangguan kesehatan. Hal ini juga diakui oleh pasien KTM4 yang mengaku hanya mengalami gejala gangguan kesehatan ringan. Jangan sampai kita merasa sehat kemudian dengan cueknya bertemu atau kontak dengan orang lain, akhirnya menjadi sumber infeksi atau penyebaran COVID-19 kepada orang-orang di sekitar kita,” jelas Bahrani.(Adv-Kominfo)