Beranda politik DPRD Kutim Legislator Kutim Tekan Pemkab Jalankan Mandatory Spending demi Kesejahteraan Rakyat

Legislator Kutim Tekan Pemkab Jalankan Mandatory Spending demi Kesejahteraan Rakyat

0
Anggota DPRD Kutai Timur, Faizal Rachman

Loading

SuaraKutim.com, Sangatta – Fraksi PDI Perjuangan di DPRD Kabupaten Kutai Timur, Melalui Faizal Rachman menegaskan pentingnya pemerintah daerah untuk menjalankan “mandatory spending” guna memastikan kesejahteraan dan pelayanan optimal bagi rakyat.

Hal ini disampaikan dalam rapat paripurna ke 18, tentang penyampaian pandangan umum Fraksi terhadap pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024. Senin (17/07/23)

“Fraksi PDI Perjuangan Juga Menekankan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur untuk dapat menjalankan mandatory spending, yakni alokasi anggaran Pendidikan, Kesehatan, Dana Transfer Umum (DTU) untuk belanja infrastruktur dan Alokasi dana Desa (ADD),” terangnya

Dalam pernyataannya, Faizal Rachmn menyatakan bahwa aspek “mandatory spending” harus menjadi prioritas utama dalam penyusunan APBD.

Dalam bidang pendidikan Fraksi PDI Perjuangan mendukung alokasi anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBD sesuai amanat UUD 1945 pasal 31 ayat (4) dan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49 ayat (1).

“Pendanaan yang memadai untuk sektor pendidikan menjadi prioritas karena pendidikan yang berkualitas adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kesenjangan sosial,” jelas Faizal

Selanjutnya pada bidang kesehatan Fraksi PDi Perjuangan mendukung alokasi anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota minimal 10% dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji sesuai UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

“Ketersediaan dana yang memadai untuk sektor kesehatan menjadi penting dalam meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kutim,” bebernya

Kemudian pada Dana Transfer Umum (DTU) untuk belanja infrastruktur pihaknya mendukung penggunaan minimal 25% dari Dana Transfer Umum (DTU) untuk belanja infrastruktur daerah yang terkait dengan percepatan pembangunan fasilitas pelayanan publik dan ekonomi.

“Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan, dan mengurangi kesenjangan penyediaan layanan publik antar daerah,” terangnya

Terakhir untuk Alokasi Dana Desa bersama Fraksi PDI Perjuangan Faizal, mendukung alokasi dana Desa (ADD) sebesar minimal 10% dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.

“Pemberian dana Desa yang memadai penting untuk memperkuat pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di tingkat desa, serta meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kesenjangan antar daerah,” tutup Faizal. (adv/SK-05/adv)