SANGATTA,Suara Kutim.com (16/3)
Usaha pemenuhan ketersediaan listrik di Kutim terus diupayakan Pemkab, berbagai tawaranpun berdatangan diantaranya PT Insan Fajar Mandiri Nusantara (IFMN) yang berkerjasama dengan perusahaan listrik asal Francis, Rabu (16/3) tadi menawarkan listrik berkapasitas 10 MW dengan nilai investasi sebesar Rp 30 miliar.
Syukri M Nur selaku Direktur PT Insan Fajar Mandiri Nusantara, menyebutkan keunggulan produk listrik yang ditawarkannya mampu menghemat pembiayaan terutama pengunaan bahan bakar solar dan batubara yang ramah lingkungan atau green energi . Syukri menyebutkan apa yang listrik yang diusulkan hanya memanfaatkan hasil olahan sumber daya alam yakni memanfaatkan limbah tandan kosong kelapa sawit ataupun limbah cairnya dan limbah hasil hutan. “Bisa dikatakan semua hasil foto sintesis yang bukan untuk pangan, maka bisa dijadikan bahan baku bio energi ini. Selain modular, masa pembangunan powerplan hanya memakan waktu selama 12 bulan. Sehingga tidak perlu menunggu waktu lama dan jika bahan baku sudah siap maka listrik sudah bisa di produksi,” ungkapnya.
Syukri mengungkapkan ada dua model dalam investasi yang mereka tawarkan pertama investasi dilakukan tanpa modal sepeserpun dari pemerintah dimana pemerintah hanya membeli saja hasil olahan jadi atau daya listriknya, bisa juga pemerintah daerah menanamkan modalnya. Dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan, maka perusahaan akan menjadi milik pemerintah melalui Perusda. “Pemerintah bisa menyiapkan 2-3 hektar untuk lahan pembangunan powerplan. Tetapi jika tidak, pihak investor juga siap menyediakan lahan sendiri,” terangnya.
Bupati Kutai Timur Ismunandar mengaku tertarik dengan investasi kelistrikan yang ditawarkan Syukri karena selain ramah lingkungan dan waktu pembangunannya relatif singkat disisi lain Pemkab tidak dibebankan biaya sepeserpun untuk menanamkan modalnya. “Sangat berbeda dengan beberapa tawaran investor listrik lainnya yang datang ke Kutim,” ujar Ismunandar.
Ia menandaskan, jika powerplan garapan IFMN jadi dibangun di Kutim, ia yakin dalam dua tahun kedepan permasalahan listrik di Kutim seluruhnya bisa teratasi. Sehingga memangkas beban pembiayaan listrik Pemkab Kutim hingga separuhnya yang selama ini menghabiskan anggaran hingga Rp 60 miliar pertahunnya.(SK-02/SK-03/SK-13)