SANGATTA (28/8-2017)
Perjalanan umrah dari Indonesia mustahil bisa dilakukan dengan biaya di bawah Rp22 Juta, terlebih hanya Rp14 juta. Jika terwujud, tentu ada hal yang patut dipertanyakan atau diragukan.
Masyarakat, ujar Kepala Kantor Kementrian Agama Kutim, Ambotang, Senin (28/8) wajib cerdas jika ada biro perjalanan yang menawarkan perjalanan umrah tidak jauh berbeda dengan perjalanan ke Papua atau Aceh. “Jangan mudah percaya dengan biaya murah apapun alasannya seperti dalam rangka ulang tahun atau memanjakan pelanggan, yang pasti biaya perjalanan umrah itu sudah dihitung Kemenag minimal Rp22 Juta,” terangnya.
Selain mendapat penawaran murah, masyarakat, ujar Ambotang juga wajib mengetahui keabsahan perijinan yang dimiliki. Karena, Kemenag menengarai ada travel yang berdiri di daerah namun tidak punya jaringan di Arab Saudi sehingha jamaah “dilempar” ke travel lainnya. “Data travel yang punya ijin Kemenag, bisa dilihat di website Kemenag,” pesannya.
Terkait anomi warga Kutim melaksanakan umrah, ia mengakui minimal 20 orang dalam sebulan. Data ini, diakui Ambotang didapat dari permintaan surat rekomendasi untuk pembuatan paspor.
Berdasarkan data Kemenag Kutim, saat ini di Kutim agen perjalanan umrah dan haji yang berstatus cabang sedikit sementara dengan status agen banyak, bahkan keberadaannya sampai di kecamatan seperti Sangkulirang, Teluk Pandan, dan Muara Wahau. “Intinya masyarakat harus waspada, jika ingin umrah cek terlebih dahulu perijinannya termasuk jadwal pemberangkatannya. Biasanya yang murah itu, jadwal pemberangkatannya tak jelas sehingga jamaah dibuat tak menentu,” beber Ambotang seraya menambahkan belum mendapat informasi ada warga Kutim yang terkena penipuan travel nakal.(SK13)