SANGATTA (09/7-2018)
Partisipasi pemilih di Kutai Timur (Kutim) di Pilkada Kaltim Tahun 2018, dijelaskan Kepala Badan Kesbangpol Abdul Kader, masih rendah. Pada rapat pleno Rabu (4/7) lalu, partisipasi masyarakat Kutim hanya 48,04 persen. Sebanyak 52 persen warga Kutim tak memberikan hak suaranya, dan posisi ini, jauh dari target KPU yakni 77,5 persen.
Disebutkan, pada Pilgub, Pemilu, Pilpres, Pilbup Kutim berada di bawah 77,5 persen. Paling tertinggi pada pileg 2014 yakni 68,03 persen. Sedangkan Pilpres 2014, hanya mampu meraih 51,16 persen. Kemudian pada Pilgub tahun 2013 yang hanya 44,16 persen, sedangkan Pilbup Kutim tahun 2015 sebesar 48,42 persen. “Di Pilgub mengalami penurunan signifikan yaitu sebesar 0,34 persen dibandingkan pada Pilbup,” terang Abdul Kader.
Berdasarkan evaluasi, sebut Abdul Kader, ada 3 kemungkinan penyebab besar dugaan tingginya angka golput di Kutim, pertama saat pemungutan terjadi hujan deras, Kedua, pemilihan beriringan dengan libur panjang yakni hari raya dan sekolah, dan ketiga piala dunia yang masih berlangsung hingga saat ini menjadi kendala terbesar.
“Waktu pemungutan suaran berada diantara waktu libur dan piala dunia yang jam pertandingannya dini hari hingga subuh. Ketika sudah pagi, hujan sehingga keinginan untuk memberikan suara menjadi lemah meski sudah ada rencana,” bebernya.
Kader mengungkapkan berbagai cara KPU dan pemerintah untuk membangkitkan kepedulian masyarakat di Pilkada Tahun 2018 diantaranya mempermudah syarat untuk mencoblos meski rawan penyalahgunaan seperti datang cukup membawa KTP meski tidak terdaftar di DPT atau mendapat surat undangan.(ADV-KOMINFO)