SANGATTA (26/2-2-2019)
M Joni – anggota DPRD Kutim mengakui saat ini petani Kutim perlu melakukan diversifikasi komoditas tanaman komoditas yang bernilai jual tinggi, agar jika komoditas sawit yang selama ini jadi andalan petani karena memberikan hasil yang besar, saat turun masih ada komoditas karet yang bisa menambal pemasukan petani agar pendapatan petani tidak terlalu terganggu.
“Sekarang ini, setelah harga sawit turun, maka semua petani, mengeluh. Padahal, kalau punya tanakan karet, maka itu tidak akan terjadi. Saya sendiri melihat masalah harga sawit turun akan bersifat sementara, namun ini tetap memukul petani. Namun, kalau petani punya komoditas lain, seperti karet, yang bisa diandalkan maka tidak akan mengganggu pendapatan petani, karena harga karet juga cukup basar,” katanya.
Selain harga yang cukup baik, keunggulan karet dari sawit, karena pemeliharaannya yang sederhana. Tandan buah segara (TBS) sawit, kalau terlambat panen, rusak. Terlambst diolah, langsung membusuk, sehingga nilainya turun. Sementara geta karet ini sangat bisa bertahan lama, bahkan bertahun-tahun, sehingga tidak akan ada kata membusuk, jika terlambat dijual. “apalagi, saat ini ada bahan kimiawi, yang memungkinkan geta ini cepat membeku, sehingga tidak mengkhawatirkan akan larut dalam air,” katanya.
Keunggulan lain, karet tida terlalu membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Tidak sama halnya dengan Sawit, yang hatus panen tepat waktu, karena itu butuh tenaga banyak. Apalagi, sawit ini menguras tenaga yang besar, sementara karet, saat panen, hanya dilakukan dengan santai. “Jadi bangi kami tanaman kareta ini sangat bagus,”katanya. (ADV-DPRD Kutim)