SANGATTA,Suara Kutim.com
Jajaran Polres Kutim bertekad mengamankan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Kutai Timur dengan meningkatkan deteksi dini setiap konflik social yang bisa timbul saat proses Pilbup berlangsung.
Selain meningkatan kewaspadaan, semua personil disegarkan kembali dengan standar operasi penanganan unjuk rasa. “Proses penanganan setiap unjukrasa dalam Pilbup tidak jauh berbeda dengan Pemilu serta Pilpres,” kata Kabag Operasi Kompol Herbin Garbawiyata J.S saat memimpin gladi Sistem Pamkot Pemilukada 2015, Kamis (22/1) pagi di Mapolres Kutim.
Disebutkan, meski pengendalian gangguan saat Pilbup sama dengan saat Pemilu namun suhu politik setiap pemilihan berbeda karena suhu politiknya berbeda. “Simulasi yang dilakukan untuk lebih meningkatkan kemampuan personil dalam menghadapi setiap gangguan Pilbup termasuk gangguan Kamtibmas lainnya,” kata Kompol Herbin mewakili Kapolres AKBP Edgar Diponegoro.
Simulasi yang disaksikan Ketua DPRD Mahyunadi serta sejumlah pejabat termasuk Ketua KPU Fahmi Anwar serta mantan Ketua Panwaslu, diawali dengan unjukrasa salah satu pendukungan pasangan calon bupati yang menuding KPU tidak fair melaksanakan tugas.
Aksi yang diperankan sejumlah anggota Polres Kutim berpakaian preman itu, dihadang sejumlah pasukan Dalmas. Namun, karena sudah mengarah anarkis, akhirnya pasukan pengendali melakukan tindakan tegas mulai negoisasi sampai penindakan dengan melumpuhkan pengunjukrasa. “Sebagai aparat yang berhadap langsung dengan masyarakat, tentu harus tahu dan paham tahapan-tahapan pelaksanaan jika terjadi unjukrasa oleh masyarakat sehingga semuanya dapat dipertanggungjawabkan secara hukum,” ujar Herbin.
Ketua DPRD Mahyunadi mengakui simulasi yang digelar Polres Kutim memberikan arti penting bagi personil dalam melaksanakan tugas sebagai penjaga Kamtibmas. “Dewan sangat mendukung apa yang dilakukan polres, dengan simulasi yang ada tentu akan menambah kemampuan setiap personil,” kata Mahyunadi sebelum beranjak pulang.(SK-05)
