SANGATTA,Suara Kutim.com
Sebagai ujung tombak dan agen perubahan terutama dalam penanganan pengembangan pertanian yang bersentuhan langsung dan mendampingi masyarakat, penyuluh pertanian dituntut dapat membangun kapasitas sumber daya manusia pertanian.
Jumairilsyah |
Sebagai motivator petani, PPL harus mampu memberikan peran penting bagi peningkatan kualitas SDM petani. Kepala Badan Penyuluhan Kutim Encek Jumairilsyah, Selasa (6/5) siang, menyebutkan, penyuluh pertanian dituntut dapat mengembangkan potensi dengan membekali diri terhadap ilmu terapan yang stategis.
Menurut Jumairil, dilapangan masyarakat dan petani tidak pernah memandang latar belakang ilmu terapan yang dimiliki si penyuluh namun lebih menuntut penyelesaian permasalahan yang dihadapi, baik pertanian, perikanan, perkebunan ataupun kehutanan. “Tidak gampang menjadi penyuluh pertanian, seorang penyuluh pertanian bukan hanya dituntut mumpuni dalam ilmu dasar pertanian namun dituntut mendalami ilmu ekonomi, sosiologi pedesaan, kemasyarakatan dan lainnya yang menjadikan penyuluh sebagai figur dibutuhkan masyarakat,” ungkapnya.
Saat ini di Kutim, terdapat 235 orang tenaga penyuluh pertanian dengan rincian 94 orang berstatus PNS sebanyak 55 orang dan TK2D 16 orang serta 70 orang SP2B. Meski terbilang banyak, namun di Sandaran dan Karangan tenaga penyuluh pertanian masih kurang.
Sebagai badan yang bertanggungjawab terhadap kualitas PPL, Jumairil mengakui instansinya harus melatih mental dan moral penyuluh pertanian dalam menghadapi masyarakat. “Selain itu PPL meningkatkan dan pengembangan kapasitas SDM penyuluh pertanian sebagai aparatur negara yang harus mampu mengayomi dan melayani masyarakat,” pesannya.(SK-03)