SANGATTA,Suara Kutim.com (23/6)
Terus menurunnya produksi minyak oleh Pertamina dari tahun ke tahun, memaksa jajaran Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas (SKK Migas) Wilayah Kaltim dan Sulawesi melakukan efisiensi diantaranya dengan mengurangi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) termaksud di wilayah PT Pertamina EP Sangatta 5 Kutai Timur.
Handel Martau PLN dari Humas dan Kelembagaan SKK Migas Kalimantan dan Sulawesi, menyebutkan kebijakan efisiensi menyusul terus anjloknya harga minyak dunia di pasar Internasional maupun di pasar lokal. “Kondisi demikian tidak bisa dielakan, dengan kebijakan pengurangan diharapkan kegiatan di Pertamina lebih bersaing lagi,” terangnya.
Ditemui disela-sela buka bersama jajaran PT Pertamina Sangatta dengan Pemkab Kutim, Selasa (21/6) lalu, dijelaskan beberapa wilayah PT Pertamina dalam produksi minyaknya terus mengalami penurunan signifikan karena banyak sumur minyak PT Pertamina sudah tua dan membutuhkan adanya kegiatan eksplorasi baru ditambah harga minyak dunia berada di bawah 50 dollar per barel.
Martua menyebutkan bila sektor hulu migas masih menjadi sektor andalan di Indonesia, maka dari segi penerimaan negara sumber energi maupun efek multi player kepada pertumbuhan usaha barang dan jasa penunjang lainnya. “Seperti perbankan masih banyaknya peredaran uang yang berasal dari sektor hulu migas, yang dijadikan modal bagi pengusaha intuk membangun usaha di daerah,” bebernya.
Ditandaskan, PT Pertamina tidak ingin mengambil resiko yang dapat berdampak besar pada pekerja, produksi dan keuangan. Karenanya, efisiensi pada K3S menjadi pilihan bijak untuk menekan anjloknya harga jual minyak dan turunnya produksi minyak Pertamina itu sendiri. Ia mencontohkan, kegiatan K3S JOB Pertamina Mekko Sulawesi dimana harga jualnya lebih rendah daripada harga pokok sehingga untuk sementara waktu kegiatannya tidak dilanjutkan.(SK2)
