Salah satu sudut kota Sangatta yang perlu perhatian Pemkab |
SANGATTA,Suara Kutim.com
RAPBD Kutai Timur (Kutim) tahun 2015 diarahkan untuk melanjutkan program pemerintahan dan pembangunan yang sudah ditetapkan, namun penajaman pada tugas – tugas akhir masa jabatan Bupati Isran Noor dan Wabup Ardiansyah Sulaiman. Namun, alokasi anggaran mengalami penurunan
Kesimpulan itu terangkum dari penyampaian KUA dan PPAS 2015 yang disampaikan Wabup Ardiansyah Sulaiman dalam sidang DPRD Kutim, Selasa (22/7). Di sidang yang diikuti 16 anggota dewan itu, Wabup Ardiansyah, menyebutkan capaian ekonomi Kutim pada tahun 2013 mencapai 11,43 persen, penggangguran terbuka mencapai 5,91 persen dan penduduk miskin 5,87 persen.
Disaksikan sejumlah pejabat lainnya, wabup menyebutkan tema pembangunan di Kutim pada tahun depan yakni percepatan penanggulangan kemiskinan dan pencapaian MDGs melalui Gerbang Taman Makmur. Ia menyebutkan soal kemiskinan dan MDGs tetap menjadi tema utama karena terkait dengan enam pembangunan yang menjadi skala prioritas.
Berdasarkan reivie RPJMD, Pemkab juga fokus dengan meningkatkan daya saing daerah yang selaras dengan program pemerintah pusat dan Kaltim. “Bagaimana menciptakan daya ekonomi yang kompetetif serta sumber daya manusia yang berkualitas sesuai tata ruang wilayah,” ungkap wabup.
Disidang yang dipimpin Ketua DPRD Alfian Aswad, juga diingatkan akan pengaruh ekonomi asia yang akan menggempur kawasan asia dalam beberapa tahun kedepan, karenanya peningkatan daya saing harus ditingkatkan baik SDM maupun produk lokal.
Dengan jelas dan tegas, Ardiansyah menggambar struktur RAPBD tahun 2015 baik untuk sektor pendidikan, kesehatan dan infrastruktur serta bantuan sosial menjadi fokus utama RAPBD 2015. Menyinggung RAPBD 2015 mendatang, disebutkan pendapatan mencapai Rp2,1 Triliun artinya menurun 13,05 % dari APBD 2014 yang mencapai Rp2,4 T. Target penerimaan masih mengandalkan dana perimbangan, sehingga tergantung kebijakan fiskal pada APBN. “Untuk pengalokasian dana untuk sektor lain diluar pendidikan, kesehatan dan infrastrukur diprogramkan sesuai capaian kinerja dan proporsional,” tegas Ardiansyah.
Mengenai penerimaan APBD 2015 Perimbangan diproyeksikan Rp2,1 T, sementara PAD diproyeksi Rp 68,9 M turun 0,15 % sedangkan penerimaan dari sumber lain yang sah diproyeksikan Rp288,5 M juga mengalami penurunan 30,5 %.
Untuk belanja daerah, dijelaskan mencapai Rp2,7 T turun Rp568,4 M (17,18%) yang dialokasiokan belanja tidak langsung Rp989,8 M terdiri belanja pegawai, tunjangan, hibah dan bantuan Parpol serta tidak terduga. Sedangkan langsung belanja Rp949,8 M menjadi Rp989,8 M. “Kenaikan belanja pegawai mengalami kenaikan karena ada kebijakan kenaikan tunjangan, sementara untuk belanja hibah mengalami penurunan lima puluh persen, sementara belanja sosial tetap tidak ada perubahan,” beber Ardiansyah.
Terhadap belanja langsung yang terdiri belanja barang dan jasa serta modal mengalami penurunan 25,78 % yakni Rp1,7 T. Penurunan terjadi akibat menurunnya penerimaan. “Untuk Silpa diperkirakan mencapai Rp264 M,” ungkap Wabup Ardiansyah.(SK-02/SK-03)