SANGATTA (18/7-2019)
Meski berada dalam jangkauan pejabat Diknas bahkan tak jauh dari UPTD Dinas Pendidikan Sangatta Utara, ternyata nasib SD 012 Sangatta Utara terancam bubar. Pasalnya, jumlah siswa yang bersekolah di eks sekolah filial ini terus merosot terlebih dalam penerimaan siswa baru tahun 2019 diterapkan sistem zonasi.
Kepala SD 12 Sangatta Utara, Mice menyebutkan pada proses penerimaan siswa baru mereka hanya mendapat 8 orang, kemudian bertambah 3 orang ketika mulai masuk sekolah. “Saat ini ada 11 siswa baru, semula hanya 8 tetapi saat hari pertama sekolah bertambah 3 orang sehingga menjadi 11 orang,” terangya ketika disambangi Suara Kutim.com dan sejumlah wartawan lainnya, Selasa lalu.
Minimnya siswa baru yang berdampak terhadap keberlangsungan belajar dan mengajar di SD 12 Sangatta Utara ini, mirip dengan nasib SD Muhammadiyah di Gentong Bangka Belitung seperti diceritakan dalam Film Laskar Pelangi.
Menurut Mice dan guru lainnya, jika jumlah murid baru di SD mereka berkurang terus, kedepannya SD yang berada dekat jalan ke Pantai Kenyamukan dan Pelabuhan Kudungga Sangatta Utara ini, tinggal nama.
Disisi lain, SD 011 Sangatta Utara yang berada di Jalan Karya Etam – jumlah siswanya lebih banyak termasuk siswa baru. Ketimpangan penerimaan siswa baru ini, menurut Bahruddin – anggota DPRD Kutim dari PKPI, harus disegera dicari jalan keluarnya agar siswa tidak menumpuk pada satu sekolah sementara ada sekolah lain yang sepi.
Bahruddin ketika ditemui Suara Kutim.com di Gedung Wakil Rakyat Kutim, Rabu (17/7) menyebutkan, pemkab harus memperhatikan nasib SD 12 Sangatta Utara baik sarana dan prasarananya hingga transportasi bagi siswa yang berada sekitar Karya Etam. “Ini demi pemerataan pendidikan, minimnya siswa pada SD 12 Sangatta Utara bisa jadi karena kondisi sekolah yang dilihat orang tua kurang menjamin sehingga berusaha menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah yang lebih baik gedung dan sarananya,” ungkap Bahruddin.
Seperti diberitakan, nasib SD 012 Sangatta Utara memprihatinkan, saat ini gedung sekolahnya banyak rusak terutama pada bangunan semi permanen yang dibangun pada tahun 1999 lalu. “Kalau hujan, bocor. Terpaksa belajarnya berhenti karena menganggu sekali,” terang Mice – Kepala SD 012 Sangatta Utara.
Bersama sejumlah guru dan pegawai lainnya, dijelaskan usulan perbaikan sudah disampaikan berkali-kali namun belum dipenuhi. Sementara gedung perpustakan, lantainnya rusak berat sehingga pintu tidak bisa ditutup.
SD yang berada di Jalan Kenyamukan Desa Sangatta Utara kini dihuni 60 siswa dengan tenaga pengajar 8 orang yang sebagian besar TK2D. “Plafonnya sudah rusak berat, selain itu lantainya bolong sehingga rawan sekali,” beber Mahidin yang sudah 20 tahun mengabdi SD 012 Sangatta Utara.
Selain gedung sekolah yang rusak, mereka juga mengeluhkan tidak adanya meja kerja bagi guru dan staf sekolah. Untuk beraktifitas terutama menggelar rapat, terpaksa melantai di salah satu ruangan. “Listrik kami meminta bantuan PLN, syukur dibantu sehingga ada listrik sudah, sementara meja guru dan staf sama sekali tidak ada sehingga menggunakan meja belajar siswa,” beber Mahidin.(SK11)