Beranda foto Sekecil Apapun Gangguan Terhadap Pilkada, Polisi Akan Bertindak Cepat

Sekecil Apapun Gangguan Terhadap Pilkada, Polisi Akan Bertindak Cepat

0
MENINJAU : Kapolres Kutim AKBP Anang Triwidiandoko bersama Ketua Panwaslu Nirmalasari, Ketua KPU Fahmi Idris serat Kajari Tety Syam saat meninjau pasukan peserta Opetasi Mantap Praja 2015 yang secara khusus mengamankan Pilkada Kutim.

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (26/8)
Kepolisian Resort Kutim siap mengamankan dan mensuksekan Pilkada Kutim yang telah memasuki masa kampanye. Kapolres Kutim AKBP Anang Triwidiandoko seusai memipin gelar pasukan pengamanan Pilakda 2015, Rabu (26/8) di Mapolres Kutim, menegaskan jajarannya akan tegas dengan segala bentuk kegiatan yang ingin merusak atau menganggu Pilkada. “Setiap bentuk gangguan terhadap Pilkada baik secara langsung maupun tidak langsung akan ditindaka tegas sesuai aturan dan SOP yang ada,” terang kapolres.
Bersama sejumlah pejabat Polres lainnya, Ketua KPU Fahmi Idris, Ketua Panwaslu Nirmalasari serta jajaran Forkominda lainnya diungkapkan segala kekuatan dikerahkan untuk mengamankan Pilkada. “Polres juga mendapat bantuan tenaga dari Kodim, Lanal, Satpol serta kekuatan keamanan lainnya,” terang kapolres ketika ditanya seputar Operasi Mantap Praja 2015.
Seusai arahan Kapolda Kaltim saat bertandang ke Polres Kutim, kata Kapolres semua kekuatan dikerahkan demi suksesnya Pilkada namun tidak melupajan tugas-tugas kepolisian lainnya untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Menyinggung kondisi Kutim hingga penetapan dan pencabutan nomor urut peserta, diakuinay masih stabil dan terkendali baik di Sangatta sebagai pusat kegiatan pemerintahan dan Pilkada maupun di kecamatan.
Menjawab pertanyaan wartawan seputar posisi kepolisian, dengan senyum Anang menegaskan tetap independen dan mengedepankan kepentingan umum. “Polisi itu sama dengan TNI, netral yang terpenting bagaimana Pilkada sukses aman dan damai sehingga aktifitas masyarakat tidak terganggu,” bebernya.
Untuk memantapkan operasi mantap praja 2015, Polres Kutim secara rutin menggelar simulasi diantaranya saat menerima penganduan masyarakat, pengamanan kotak suara dari KPU ke kecematan hingga desa, upaya penyelamatan hasil pemungutan suara sampai teknik melakukan pengamanan tertutup terhadap masing-masing paslon. “Kami ingin hal-hal yang katanya tidak mungkin terjadi harus dianggap bisa terjadi, karenanya peta kerawanan tetap jadi acuan,” terang kapolres seraya menyebutkan pola pengamanan lebih ketat karena di Pilkada 2015 tehnik perhitungannya berbeda dengan Pilkada dan Pemilu selama ini.(SK-02/SK-03/SK-11)