SuaraKutim.com, Sangatta — Pendistribusian paket program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) untuk nelayan Kabupaten Kutai Timur kini memasuki tahun kedua. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kutai Timur menyebutkan jika program besutan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) tersebut akan sangat menguntungkan bagi para nelayan.
Kepala DKP Kutim, Suriansyah menyatakan bahwa Program konversi BBM ke BBG untuk nelayan merupakan amanat Peraturan Presiden (Perpres) No. 38 tahun 2019 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Penetapan Harga Liquified Petroleum Gas (LPG) Tabung 3 Kg untuk Kapal Penangkap ikan Bagi Nelayan Sasaran dan Mesin Pompa Air bagi Petani Sasaran.
“Rencananya tanggal 17 November akan disosialisasikan, sekaligus penyerahan alat konversi itu kepada para nelayan yang nanti akan diserahkan langsung oleh pak Bupati,” ungkapnya, Rabu (2/11/22).
Menurutnya dengan menggunakan BBG akan lebih murah dari BBM per liternya. Penghematan biaya operasional dengan menggunakan LPG berkisar antara 30-50% dibanding saat menggunakan BBM seperti minyak solar. Di beberapa tempat bahkan tingkat penghematan biaya operasionalnya bisa mencapai 80% saat menggunakan BBG.
“Tujuannya agar lebih efisien. Selama ini kan kita minyak semua tuh, dan ini sudah program yang kedua, tahun lalu sudah ada juga langsung dari kementrian KKP,” jelasnya.
Kemudian ia menambahkan bahwa program tersebut juga bertujuan untuk menekan laju inflasi daerah akibat kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu. Nantinya alat tersebut akan dibagikan kepada para nelayan yang terdampak dan juga yang terdaftar di DKP Kutai Timur.
“Kita kebagian ratusan lah, kurang lebih 300 alat, berdasarkan jumlah nelayan kita tentunya,” pungkasnya.
Diketahui bahwa dengan mengunakan BBG maka perawatan mesin kapal nelayan akan lebih mudah dan mesin juga lebih awet dibandingkan saat menggunakan BBM. Selain diklaim lebih aman pengunaan BBG juga memiliki hasil pembakaran yang lebih bersih dibandingkan dengan BBM. Hal ini disebabkan rantai karbon bahan bakar gas lebih pendek dibandingkan yang dihasilkan BBM, sehingga memiliki angka oktan yang lebih tinggi dari BBM. Emisi CO2 yang dihasilkan BBG juga lebih rendah jika dibandingkan dengan BBM.(Adv/Red/SK-05)