SANGATTA,Suara Kutim.com (12/2)
Dibongkarnya sejumlah peralatan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Kenyamukan oleh kontraktor, akhir bulan Januari lalu menjadi perhatian sejumlah kalangan karena proyek harapan nelayan itu ternyata belum memberikan manfaat kepada nelayan.
Aleks Bajo – salah seorang pemerhati pembangunan menyebutkan pertemuan mereka dengan jajaran Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kutim, untuk mengetahui peran Kutim terhadap proyek yang bersumber dari APBN. “Pertemuan kami untuk mengetahui sejauh mana peran DKP, karena pembangunan SPBN itu merupakan usulan DKP namun dalam pertemuan dijelaskan mulai pelelangan sampai pelaksanaan DKP Kutim tidak tahu persis,” terang Aleks Bajo.
Terhadap pembongkaran beberapa unit pendukung SPBN Kenyamukan, Aleks mengaku prihatin bisa terjadi terlebih-lebih akibat belum diselesaikannya hak kontraktor. “Kami akan meminta hearing dengan DPRD, harapan kami dalam pertemuan itu dewan bisa mengundang semua pihak termasuk kontraktor, nelayan serta DKP Kutim,” sebutnya melalui telepon, Rabu (11/2) petang.
Seperti diwartakan, harapan nelayan sekitar Dusun Kenyamukan Sangatta Utara untuk mendapatkan BBM dengan mudah terjangkau, terjawab dengan dibangunnya SPBN pada 2013 lalu. Namun, setahun berlalu disaat warga mempertanyakan kapan dioperasikan, tiba-tiba sejumlah alat dibongkar kontraktor dengan alasan belum dilakukan pembayaran oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia.(SK-07)