JAKARTA (27/6-2019)
Petugas dan jamaah haji tahun 2019 yang tak lama lagi berangkat ke Arab Saudi, diingatkan untuk mewaspadai cuaca di Makkah, Jeddah dan Madinah selama musim haji. Berdasarkan perhitungan cuaca, musim haji tahun 2019 bersamaan dengan musim panas di Arab Saudi dimana suhu udara antara 42 derajat hingga 50 derajat selsius.
Direktur Layanan Haji Luar Negeri (Dir LHLN) Kemenag RI, Sri Ilham Lubis mengatakan bahwa kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi petugas layanan transportasi haji, utamanya layanan bus shalawat yang melaksanakan tugas tanpa pelindungan atau tempat berteduh. “Halte haji di Makkah itu hanya tanda berupa bendera Merah Putih, mereka berdiri ditepi-tepi jalan sambil melayani jamaah dan mencatat jumlah jamaah yang dilayani setiap bus,” bebernya seraya menerangkan di Makkah ada 56 halte bus shalawat.
Kepada Suara Kutim.com, ia menyebutkan tinggi suhu udara di Makkah dan Madinah serta Arafah, dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan terutama heat stroke, kaki melepuh karena tak memakai alas kaki. “Kami mengimbau jamaah untuk mematahui anjuran tim kesehatan, jika siang hari selalu membawa payung, masker, kaca mata hitam dan selalu minum air meski harus ke kamar kecil berulang kali karena kekurangan air dalam tubuh berbahaya sekali,” imbuhnya.
Terkait jamaah tak beralas kaki, ia menyebutkan umumnya karena lupa tempat menitipkan sehingga pulang tak menggunakan alas kaki. Sementara jarak antara masjid dengan toko, umumnya lebih 100 meter.
Agar tak kaki melepuh dan takut alas kaki hilang, sebaiknya alas kaki dibawa dalam tas serut. Kalaupun mau dititip di tempat penitipan sandal, nomor pintu serta nomor loker benar benar-benar diingat. (SK12)