MENJELANG subuh, Hanan terbangun. Ia merasa dibangunkan ibunya agar segera shalat subuh, dan mendaftra haji. Mimpi yang membuat suami Suryanti – warga Desa Singkima Kecamatan Sangatta Selatan ini, terpana, menjadi titik balik ia ingin menjalani sisa hidupnya dengan apa adanya dan mensyukuri nikmat yang Allah SWT berikan.
Peristiwa yang terjadi pada tahun 2012 itu, ujar Hanan yang nama lengkapnya Andi Hanan Iskandar, langsung ia lakukan. Usai shalat subuh, di rumah panggungnya yang berada di tepi sungai Sangkima yang masih rimbun dengan pepohan, ia mengajak istrinya untuk ke Sangatta. “Waktu itu, istriku tanya mau apa. Nggak aku kasih tahu, yang penting bawa KTP, Buku Nikah dan KK,” beber Hanan.
Setiba di sebuah bangk di Sangatta Lama, tanpa memberi tahu sang istri, ia langsung menarik uang tabungannya dan menyetor setoran awal haji. Mendengar Hanan menyatakan ia menyoter haji, Suryanti, terdiam. “Hanya air mata haru saat itu, saya kaget juga dibawa ke bank dikira mau apa ternyata setor haji,” sebut Suryanti.
Meski uang yang ada hanya baru sebatas untuk mendaftar, Hanan tak peduli. Baginya niatannya untuk beribadah haji bersama istri, sudah bulat. “Tantangannya berat sekali waktu itu, banyak yang mau pinjam,” ceritanya peria yang kesehariannya menjual sayur ini.
Di rumahnya yang sederhana, Hanan menyebutkan semenjak ia mendaftar, rejekinya kian membaik dan meningkat. Sehingga dari jual sayur, ia bisa menyisihkan sedikit demi sedikit untuk berhaji.
Namun yang membuatnya gembira, uangnya yang selama ini dipinjam sudah lama tiba-tiba dibayar meski baru separu. “Alhamdulillah, pelunasan ONH jadi tak masalah semua beres sehingga saya alhamdulillah, tahun 2019 ini bisa pergi haji bersama istri,” beber Hanan.
Ketika disambangi Suara Kutim.com, Hanan berniat untuk melunturkan semua dosa-dosanya di Makkah terutama dihadapan Ka’bah dan Jamarat Aqobah. Menurutnya, banyak dosa yang ia perbuat ternyata apa yang dilakukan bukan kebahagian tetap kesengsaraan lahir dan bathin. “Ketika saya mimpi dibangun ibu itu, saya sadar umur ini tak lama lagi habis. Apakah yang akan dibawa menghadap Illahi nanti, sejak itulah saya benar-benar taubat dan menjauhi apa yang pernah dilakukan selama ini,” cerita Hanan yang mengaku sudah tak sabar ingin berdiri dan bersujud depan Ka’bah.(syafranuddin)