SANGATTA (10/8-2017)
Permen Tengkorak yang diduga penyebab 7 pelajar SD 001 Sangatta Utara terganggu kesehatanya, sudah lama beredar di Sangatta. Namun banyak pedagang tidak menduga jika permen asal China itu, berbahaya.
Sejumlah pemilik toko mengaku pernah menjual permen yang tampilannya menyeramkan itu. Namun, karena kurang laku akhirnya dihentikan penjualannya.
Namun Tim Disperindag Kutim yang melakukan penyisiran Kamis (10/8) menemukan 500 biji permen Tengkorak disebuah toko di Sangatta Selatan. “Saat ini, kepada pemilik permen diimbau tidak menjual terlebih dahulu sebelum ada hasil labotarium BPOM,” kata Kadis Perindag Edward Azran.
Didampingi Kabid Perlindungan Konsumen, Evi Margawati dijelaskan sampel permen telah dikirim ke BPOM Samarinda. “Diharapkan dalam dua hari kedepan akan diketahui hasilnya, jika mengandung unsur berbahaya tentu dilarang diperjualbelikan,” timpal Evi Margawati.
Seperti diwartakan, tujuh orang pelajar SD 011 Sangatta Utara, Rabu (9/8) dibawa ke Puskesmas Sangatta Utara, setelah memakan permen. Pelajar yang dirawat mengeluh perut sakit dan mual-mual, sehingga oleh guru dibawa ke Puskesmas Sangatta Utara.
Ke 7 pelajar diduga keracunan permen yang dibawa salah seorang korban. Keterangan yang dihimpun awak media, korban yang diduga mengalami keracunan bernama M Rizki, M Surya Triatmojo, M Andi Akbar, Lutfia Cista, Ayyira dan Sitibv Aisyah. “Kini korban sedang dirawat di Puskesmas Sangatta Utara,” tulias Pariska dalam informasi Kutim.
Keterangan lain menyebutkan permen yang dimakan ke 7 korban diproduksi Chaozhou Chadan Sanhefood co Ltd Guandong China. Pada bungkusan gula terdapat tertulis “Permen Keras Berperisa Stroberi” dengan komposisi gula sirup glukosa,Perisa Sintetik Striberi,Pewarna Merah Allura Cl 16035.
Devina mengaku mendapatkan permen dari neneknya yang kebetulan berjualan di Sekolah Cendikia Jalan Haji Masdar. “Permen itu ada yang diberikan ada juga yang dijual oleh Devina,” terang Nurul Hidayah – salah seorang guru yang membawa korban ke Puskesmas Sangatta Utara.(SK13/SK4)