Sugai Segading Dalam Berwarna Cokelat |
SANGATTA,Suara Kutim.com
Warga Segading Desa Karetan Kecamatan Bengalon mengeluh karena air Sungai Lebak yang selama ini menjadi sumber kehidupan mereka kerap tercemar akibat penambangan batubara PT Kaltim Prima Coal (KPC). Namun, Wawan Setiawan – Humas KPC Area Bengalon belum berani memberikan keterangan banyak karena perlu penelitian mendalam yang melibatkan berbagai pihak.
Warga Segading Desa Karetan Kecamatan Bengalon mengeluh karena air Sungai Lebak yang selama ini menjadi sumber kehidupan mereka kerap tercemar akibat penambangan batubara PT Kaltim Prima Coal (KPC). Namun, Wawan Setiawan – Humas KPC Area Bengalon belum berani memberikan keterangan banyak karena perlu penelitian mendalam yang melibatkan berbagai pihak.
Kepada wartawan termasuk Suara Kutim.com, Pasek mantan Kades Karetan, Kamis (24/4) menyebutkan tercemarnya sungai warga terlihat nyata pasca hujan dimana air langsung berubah keruh. “Dalam keadaan sekarang memang tidak terlihat mencolok namun bisa dibuktikan dengan kekurahan yang ada, tapi ketika hujan warnai air langsung berubah seperti cokelat tua sehingga warga harus berhari-hari menunggu air jernih,” ungkap Pasek.
Pasek menyebutkan, akibat pencemaran, ia memastikan di Sungai Lebak tidak ada lagi ikan namun ia menggambarkan ketika kali pertama terjadi pencemaran beberapa hari kemudian banyak ikan mati. “Kalau sekarang sungai berlumpur memang tidak ada ikan mati lagi,karena ikannya sudah tidak ada lagi,” bebernya.
Untuk memenuhi kebutuhan akan air, Pasek dan warga Dusun Segading lainnya mengaku hanya mengandalkan hujan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sebagai warga yang lama tinggal di Karetan, Pasek menyebutkan air Sungai Lebak merupakan salah satu sumber kehidupan masyarakat. “Warga di Segading ini kini mengandalkan air hujan untuk konsumsi, kalau berharap air sungai menunggu kemarau panjang, kami menduga lumpur yang mengalir di Sungai Lebak ini karena kolam penampungan yang disebut Kolam Mawar milik PT KPC kerap meluber atau memang sengaja dibuka saat hujan,” sebut Pasek yang dibenarkan warga lainnya.
Wawan Setiawan, Humas PT KPC areal Bengalon mengaku tidak bisa memberikan jawaban terkait pencemaran Sungai Lebak yang ada di Segading. Menurut Wawan, untuk menentukan ada tidaknya pencemaran di Sungai Lebak akibat penambangan langsung oleh PT KPC, perlu penelitian. “Memang ada keluhan masyarakat kalau air keruh dan ikan mati tapi perlu penelitian apakah benar atau tidak penyebabnya dari tambang atau tidak apalagi mereka minta kompensasi, tentu itu harus dibuktikan dudu penyebabnya,” kata Wawan yang ditemui terpisah.(SK-02)