SANGATTA,Suara Kutim.com (6/8)
Kemarau yang melanda Kutim akibat el nino, selain berdampak terhadap terganggunya produksi pertanian kini merambah ke kesehatan masyarakat. Dinas Kesehatan Kutim, mencatat kasus diare mengalami peningkatan di Desa Sepaso Kecamatan Bengalon.
Kepala Dinas Kesehatan Aisyah menyebutkan awal Juli lalu, kasus diare hanya 2 kasus nanum memasuki minggu ke dua dan tiga menjadi 44 dan 45. Didampingi Kabid P2PL, M Yusuf, disebutkan laporan kasus diare di Sepasi salah satu imbas dari kemarau. “Warga Desa Sepaso sebagian besar masih menggunakan air sungai atau air bawah tanah dibandingkan menggunakan air PDAM sebagai sumber keperluan rumah tangga seperti mandi, cuci dan kakus, bahkan juga digunakan sebagai sumber air minum,” terang Aisyah.
Keduanya menduga meningkatnya diare di Sepaso karena kondisi lingkungan yang kurang sehat saat kemarau sehingga bakteri ecoli yang berkembang pada kotoran manusia.
Menurut Aisyah, instansinya sudah mengirim petugas P2PL untuk melakukan pemantauan di Desa Sepaso serta melakukan tindakan jika dibutuhkan terutama untuk mencegah diare meluas. “Pencegahan dilakukan dengan cara menghimbau masyarakat tidak menggunakan air sungai yang teridikasi tercemar bakteri diare tersebut,” terang Yusuf seraya menyebutkan dari 20 Puskesmas baru Puskesmas Sepaso yang melapor kasus diare.
Untuk mencegah diare berkembang di Sepaso, Aisyah mengharapkan PDAM membantu masyarakat menyediakan air bersih selain itu depot-depot air isi ulang lebih memperhatikan kondisi air baku untuk diolah. “Semua elemen masyarakat agar program-program kesehatan seperti program jamban keluarga yang kini tengah digalakkan oleh TNI – AD direalisasikan, demi menjaga kesehatan masyarakat terutama ancaman diare,” ujar Aisyah.(SK-03/SK-12)